BANDUNG, LINTAS — Aplikasi usulan BBM Subsidi Transportasi Laut diluncurkan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Soft Launching Sistem Informasi Usulan Bahan Bakar Minyak (BBM) ini digelar dalam acara Rapat Koordinasi (rakor) Bahan Bakar Minyak Tahun 2023 di Crowne Plaza Hotel Bandung, Kamis (2/11/2023).
Aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi sektor transportasi laut.
Soft launching dilengkapi dengan simulasi aplikasi dari Tim Ditjen Hubla yang disaksikan oleh hadirin pada acara rakor di atas.
Baca juga: Hadapi Nataru, Kemenhub Uji Kelaiklautan Seluruh Kapal Penumpang
Dengan aplikasi digital ini, maka mempermudah pengajuan BBM subsidi ke BPH Migas.
Transparansi dan akuntabilitas kebutuhan BBM subsidi sektor transportasi laut pun dapat terwujud.
Isu di Banyak Negara
Keterbatasan kuota BBM subsidi adalah isu yang memengaruhi banyak negara, terutama di wilayah dengan populasi yang terpencar atau akses transportasi yang terbatas.
Kapal menjadi moda transportasi cukup vital bagi kegiatan perekonomian di Indonesia sebagai sarana utama pengangkutan transportasi laut. Kapal memerlukan BBM sebagai media pembakar untuk mesin penggerak yang mutlak harus tersedia guna memenuhi kebutuhan energi dalam kegiatannya sebagai moda angkutan.
Isu inilah yang dibahas dalam Rakor Bahan Bakar Minyak Tahun 2023. Dalam sambutannya, Plt Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Antoni Arif Priadi mengatakan, untuk meningkatkan pelayanan di tengah keterbatasan ini dapat melibatkan beberapa pendekatan.
Salah satu pendekatan yang dilakukan dalam mengelola keterbatasan kuota BBM bersubsidi adalah mengurangi tekanan pada kuota dengan mengganti atau melengkapi sumber energi.
Ia menambahkan, pemakaian bahan bakar pada kapal merupakan salah satu komponen operasional yang perlu untuk diperhitungkan dengan baik agar kegiatan operasional kapal dapat dilaksanakan dengan efektif, efisien, serta tidak terjadi pemborosan biaya operasional.
“Apalagi melihat pentingnya peran kapal dalam distribusi angkutan logistik dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya untuk menunjang kegiatan-kegiatan ekonomi seperti Industri pertambangan, industri pengelolaan maupun kegiatan ekonomi lainnya,” tutur Capt. Antoni dalam keterangan tertulis Ditjen Hubla, Kamis (2/11/2023).
Lebih lanjut Capt. Antoni mengataan peningkatan pelayanan di tengah keterbatasan kuota BBM subsidi, lanjutnya, adalah tantangan yang cukup kompleks.
“Tetapi dengan pendekatan yang tepat, kerja sama yang kuat, dan investasi dalam teknologi dan infrastruktur yang lebih baik, kita optimis dapat merajut keterpaduan konektivitas wilayah,” ucap Capt. Antoni. (BAS)
Baca juga: Ditjen Perhubungan Laut Atur Kelaikan dan Keamanan Kapal Asing