JAMBI, LINTAS – Menyambut Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), PT Hutama Karya selaku pengelola Jalan Tol Betung-Tempino telah menyiapkan berbagai langkah guna meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengguna pada segmen Jalan Tol Muaro Sebapo-Bayung Lencir.
Kepala Bagian Operasional PT Hutama Karya, M. Fitriandhri, mengungkapkan kepada Lintas, Rabu (21/11/2024), bahwa tol sepanjang 34 kilometer ini akan menjadi jalur utama yang menghubungkan wilayah Palembang, Jambi, dan Pekanbaru.
“Tol Betung-Tempino ini memiliki dua gerbang utama, yakni Gerbang Tol Muaro Sebapo dan di Jambi dan Gerbang Tol Bayung Lencir di Palembang. Namun, untuk transaksi tol, hanya Gerbang Tol Bayung Lencir yang saat ini aktif digunakan. Untuk tarif saat ini masih digratiskan,” jelasnya.
Menurut Fitriandhri, ini adalah kali pertama Tol Betung-Tempino menghadapi arus mudik Nataru. Meskipun panjang tol relatif pendek, peningkatan volume kendaraan diprediksi signifikan, terutama pada puncak arus mudik yang diperkirakan terjadi pada 22 Desember dan puncak arus balik pada 1 Januari.
“Kami memprediksi peningkatan hingga 135-140 persen dari lalu lintas harian. Jika pada hari kerja biasanya 4.000-5.000 kendaraan dan saat akhir pekan 5.000-6.000 kendaraan, maka saat puncak arus mudik dapat mencapai 7.000-8.000 kendaraan,” ungkap Fitriandhri.
250 Personel Disiapkan
Fitriandhri menambahkan, sebagai langkah antisipasi, PT Hutama Karya menyiagakan 250 personel yang bertugas dalam tiga shift untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas. Personel ini akan bertugas mulai 18 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025. Selain itu, PT Hutama Karya juga bekerja sama dengan tim PJR dari Polda Jambi dan Polda Sumsel.
“Personel tambahan akan membantu mempercepat proses transaksi di gerbang tol, mengatur lalu lintas jika terjadi kepadatan, dan meningkatkan keamanan di sepanjang jalur tol. Kami juga menyediakan layanan patroli 24 jam serta posko komunikasi dan call center di nomor 0821-8888-7710,” tambahnya.
Menurut FitriandhriTol Betung-Tempino tidak memiliki area peristirahatan (rest area), namun telah dilengkapi dengan penerangan yang memadai di area akses, gerbang tol, dan simpang susun. Oleh karena itu bagi pengguna jalan diimbau untuk mematuhi batas kecepatan minimum 60 km/jam dan maksimum 100 km/jam.
“Namun, saat hujan lebat atau jarak pandang terbatas, pengguna jalan sebaiknya mengurangi kecepatan hingga maksimum 80 km/jam demi keselamatan,” ujar Fitriandhri.
Selain it, pihak pengelola juga memanfaatkan teknologi seperti Variable Message Sign (VMS) dan video drone untuk memberikan informasi terkini kepada pengguna jalan.
“Kami siap menghadapi arus mudik Nataru. Informasi penting terkait kondisi jalan tol akan disampaikan melalui VMS dan sosialisasi langsung di gerbang tol,” ujarnya. (CHI)
Baca Juga: Brantas Abipraya Kerjakan Jalan Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3