Bali, Lintas – Tempat pengolahan sampah terpadu atau TPST di Kota Denpasar merupakan tempat pengolahan sampah pertama dengan sistem yang tidak begitu rumit, tetapi hasilnya konkret dan manajemen rapi.
“Saya ingin agar TPST ini bisa ditiru oleh kota dan kabupaten lain di seluruh Tanah Air sehingga penanganan sampah tidak menjadi masalah bagi kota dan kabupaten kita,” kata Presiden Jokowi saat meresmikan pembangunan tiga TPS di Kota Denpasar yang meliputi TPST Kesiman Kertalangu, TPST Padang Sambian, dan TPST Tahura Ngurah Rai, di TPST Kesiman Kertalangu, Senin (13/3/2023).
Presiden Jokowi juga mengapresiasi sistem manajemen TPST Kota Denpasar. “Manajemennya sangat rapi dan bagus. Kita harapkan ini benar-benar bisa menginspirasi kota dan kabupaten lain untuk memiliki TPST seperti yang ada di Bali,” tambah Presiden Jokowi.
Bukan untuk Tambah PAD
Menteri Basuki mengatakan, pembangunan prasarana dan sarana persampahan pada ketiga TPST tersebut utamanya untuk pelestarian lingkungan pada kawasan pariwisata Pulau Bali, sekaligus sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan sanitasi di kawasan pariwisata.
“Ini tujuannya untuk perlindungan lingkungan, bukan untuk menambah pendapatan asli daerah. Jadi, tolong pemerintah daerah juga harus mendorong agar TPST beroperasi dengan maksimal,” kata Menteri Basuki.
Pembangunan TPST dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) selaku kontraktor sejak Juni 2022 hingga Maret 2023 dengan total anggaran Rp 128,63 miliar. Selanjutnya, Pemerintah Kota Denpasar memiliki peran dalam mendukung operasional.
Penyerapan Tenaga Kerja
Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Tanözisöchi Lase mengatakan, keberadaan TPST Kota Denpasar diharapkan tidak hanya mengurangi kuantitas sampah dari sumbernya, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah serta penyerapan tenaga kerja.
“Hasil utama dari proses pengolahan sampah ini adalah refuse-derived fuel (RDF) yang kemudian di-packing untuk dikirim ke pengguna. Pemilahan dilakukan saat sampah datang, masuk ke conveyor belt, lalu dipisahkan sampah plastik dan organiknya oleh pekerja pemilah sebanyak 32 orang,” kata Tanözisöchi Lase.
Pembangunan TPST Kota Denpasar ini juga merupakan bagian dari sistem sanitasi perkotaan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan produksi sampah rumah tangga dari masyarakat.
“Prinsipnya konsep TPST ini untuk reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali) dan recycle (daur ulang). TPST Kesiman Kertalangu diproyeksikan dapat mengolah sampah 450 ton per hari, TPST Tahura 450 ton per hari, dan TPST Padang Sambian 120 ton per hari sehingga total kapasitas pengolahan sampah sebesar 1.020 ton per hari,” tambah Tanözisöchi. (*/HRZ)
Baca Juga:
- Dua TPST di Bandung Ubah Sampah Jadi Energi Terbarukan
- Peduli Lingkungan lewat Bank Sampah Berbasis Digital
- Sistem Pengelolaan Sampah Warloka, Solusi Atasi Sampah di Labuan Bajo