Sumber informasi tepercaya seputar infrastruktur,
transportasi, dan berita aktual lainnya.
11 December 2024
Home Fitur Peduli Lingkungan Lewat Bank Sampah Berbasis Digital

Peduli Lingkungan Lewat Bank Sampah Berbasis Digital

Share

Lintas – Bank sampah sudah dikenal sejak beberapa tahun lalu. Perkembangan teknologi memunculkan konsep lain, yakni bank sampah digital. Bank sampah berbasis digital bisa menjadi wadah untuk bertindak nyata terhadap pelestarian lingkungan.

Sampah masih menjadi persoalan besar, terlebih di kota-kota besar. Keterbatasan lahan menjadi salah satu faktor yang memicunya. Permasalahan sampah memerlukan peran serta aktif berbagai pihak, termasuk masyarakat. Alih-alih menjadi penonton terhadap permasalahan sampak, yuk berperan aktif menanganinya melalui bank sampah berbasis digital.

Pengertian bank sampah berbasis digital

Secara sederhana, bank sampah berbasis digital diartikan sebagai konsep pengumpulan dan pengelolaan sampah dengan memanfaatkan teknologi digital. Bank sampah berbasis digital tak hanya mengandung aspek lingkungan, namun juga sosial dan ekonomi. 

Aspek lingkungan pada bank sampah berbasis digital berupa tindakan nyata untuk melestarikan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat merupakan aspek sosial bank sampah berbasis digital. Sementara itu, potensi penghasilan menjadi bagian aspek ekonomi.

Bank sampah berbasis digital di berbagai wilayah

Penerapan bank sampah berbasis digital dapat ditemui di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya di Bali. Di Bali, ada Griya Luhu yang didirikan oleh seorang aparatur sipil negara (ASN) bernama Ida Bagus Mandhara. 

Saat ini, lebih dari 50 desa menggunakan sistem bank sampah digital Griya Luhu. Jumlah nasabah tetapnya sekitar 15 ribu rumah tangga di seluruh Bali. Volume sampah terkelolanya mencapai 20 ton per bulan hanya untuk satu kabupaten. Angka yang berarti banyak bagi lingkungan.

Nasabah dapat memilah sampah dari rumahnya. Setelah dipilah, sampah ini kemudian dibawa ke cabang-cabang bank sampah berbasis digital untuk ditabung. Adanya aplikasi Griya Luhu memudahkan nasabah untuk ‘menabung’ sampah secara remote.

Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Pemerintah Kota Palangka Raya menggandeng PT Mountrash Avatar Indonesia dalam mengembangkan aplikasi bernama Mountrash. Masyarakat bisa menjual atau mengonversi sampah yang dikumpulkannya melalui Mountrash. Saldo masyarakat di aplikasi tersebut kemudian bertambah. Menariknya, Mountrash memuat harga beli dari semua jenis sampah yang bisa dibeli oleh bank sampah berbasis digital.

Sampah yang dinilai seperti uang atau barang berharga lainnya dapat menarik minat masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan sekitarnya, khususnya sampah. Lambat laun, masyarakat bersedia memilah dan mengumpulkan sampah. Mereka pun akan mendapat tambahan pemasukan. (SA)

Baca juga:

Dua TPST di Bandung Ubah Sampah Jadi Energi Terbarukan

KTT G20 Dorong Pembangunan Infrastruktur yang Berkelanjutan, Apa Itu?

Oleh:

Share

Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.