Bengkulu, Lintas – Pulau Enggano, yang merupakan salah satu pulau terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), mendapatkan perhatian pemerintah lewat pembangunan Jalan Banjar Sari–Malakoni–Kayu Apuh (Pulau Enggano) Provinsi Bengkulu sepanjang 32,82 km dengan kontrak tahun jamak, 2022-2024. Saat ini untuk tahap pertama sedang berlangsung pembangunan sepanjang 15,05 km.
Pembangunan dengan penyedia jasa PT Roda Teknindo Purajaya ini dimulai 16 September 2022 dengan masa pelaksanaan 540 hari.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian PUPR berkomitmen meningkatkan konektivitas di 18 pulau terluar dari Aceh hingga Papua.
Baca Juga: Kementerian PUPR Tingkatkan Konektivitas 18 Pulau Terluar dari Aceh hingga Papua
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, khusus di Pulau Enggano, tidak serta merta dilakukan dalam bentuk jalan lingkar pulau/transpulau, tetapi melalui jalan akses.
“Dari 18 pulau 3T, terdapat 16 pulau yang telah didukung oleh jaringan jalan nasional eksisting dan 2 pulau (Pulau Enggano dan Pulau Kei Besar/Pulau Nuhu Yut) belum dilalui jalan nasional,” kata Hedy.
Peningkatan Struktur Jalan
Kepala BPJN Bengkulu Aryatno Sihombing, ST, MEng, yang dihubungi Majalah Lintas, Senin (19/6/2023), mengatakan, pekerjaan tahap pertama ini meliputi peningkatan struktur jalan dan juga pemeliharaan.
”Lingkup kerjanya terdiri dari Peningkatan Struktur Jalan (perkerasan beton semen) untuk lalu lintas rendah dan pemeliharaan/pengembalian kondisi jalan (fungsional). Kemudian penanganan jembatan berupa pembangunan/penggantian sebanyak tujuh buah. Total panjang jembatan 196 meter dengan konstruksi beton pratekan,” ujar Aryatno.
Menurut Aryatno, manfaat pembangunan jalan di Pulau Enggano ini adalah untuk mendukung pengembangan potensi daerah 3T. Termasuk memperlancar mobilitas angkutan darat dari Pelabuhan Kayu Apuh–Pelabuhan Malakoni–Bandara Enggano-Banjarsari.

Kepala Satuan Kerja P2JN Bengkulu Suwarno, dihubungi terpisah, mengatakan, ”Pekerjaan ini memerlukan biaya sebesar Rp 163,09 miliar. Adapun pelaksanaannya dengan kontrak tahun jamak (MYC) 2022–2024.”
Terkait tahap II, dikatakan Aryatno, sudah masuk tahap pembahasan. “Lelang diusahakan selesai di tahun 2023 ini. Dengan begitu, bisa selesai pada semester I-2024,” ujarnya.

Pekerjaan tahap II dibagi dalam dua paket. Belum dipastikan apakah lelang menggunakan e-katalog atau lelang biasa, tergantung Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). “Metode lelang yang dipakai, itu nanti menjadi tanggung jawab dari PPK,” ujarnya.
Artyatno berharap dengan pembangunan jalan ini, masyarakat di pulau 3T Pulau Enggano bisa semakin dipermudah dalam aktivitas perekonomian sehingga berujung pada peningkatan kesejahteraan.
“Kami dari BPJN Bengkulu terus melakukan yang terbaik buat masyarakat di Pulau Enggano dan jalan yang terbangun bisa dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat untuk kelancaran perekonomian mereka,” kata Aryatno.
Tantangan
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pembangunan di Pulau Enggano adalah cuaca ekstrem. “Untuk pengangkutan material dan peralatan, satu-satunya transportasi yang kami gunakan adalah transportasi laut, yakni tongkang. Gelombang air laut sering tidak bersahabat,” ujar Aryatno.

Cuaca esktrem ini sering menyebabkan tongkang sulit merapat ke Pulau Enggano akibat besarnya ombak. “Sebagian besar material didatangkan dari Merak, luar Enggano. Jadi, ada kemungkinan masa penyelesaian pekerjaan agak meleset dari target,” katanya.
Penelusuran Majalah Lintas, Pulau Enggano terletak di Samudra Hindia, bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Wilayah salah satu kecamatan dari Bengkulu Utara ini masih berupa hutan dan rawa-rawa.

Untuk bisa ke Pulau Enggano tersedia pesawat Susi Air dua kali seminggu, Selasa dan Kamis. Waktu tempuh dengan pesawat dari Bengkulu ke Bandar Udara Enggano selama 45 menit.
Daerah penghasil pisang enggano dan berbagai produk perikanan ini juga bisa diakses melalui kapal feri dan kapal roro masing-masing tiga kali seminggu. Waktu tempuh dengan kapal 8-12 jam.

Daya tarik pulau penghasil pisang ini, antara lain, berupa destinasi wisata Danau Bak Blau yang merupakan danau air tawar. Wisatawan juga bisa menikmati Wisata Batu Lubang Pantai Koomang serta keindahan Pantai Telapak Kaki Batu Layar. (PAH)