Natuna, Lintas – Proyek pembangunan jalan di Pulau Natuna, Provinsi, Kepulauan Riau, diharapkan bisa memperlancar akses ke obyek wisata di sana.
Pembangunan di Natuna merupakan program Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Hal ini menyangkut pembangunan infrastruktur di Kawasan Terdepan, Terluar, Tertinggal (3T) dan Perbatasan yang sangat penting untuk mendukung pemerataan pembangunan dan ekonomi.
Di Provinsi Kepulauan Riau terdapat jalan nasional sepanjang 429,66 km, jalan provinsi 896 km, dan jalan kabupaten 3.137 km.
Sejumlah pekerjaan jalan dan jembatan ditangani oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kepulauan Riau (BPJN Kepri) yakni di Kepulauan Bintan dan pulau besar lainnya: Anambas, Lingga, Karimun, dan Natuna.
Kepala BPJN Kepri Stanley Cicero Haggard Tuapattinaja, ST, MT, dalam wawancara kepada MajalahLintas, Selasa (20/6/2023), mengatakan, pembangunan di kawasan 3T dan Perbatasan di Kabupaten Natuna terdiri dari dua paket melalui sumber dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) multiyears contract (MYC).
Paket pertama, Pembangunan Jalan dan Jembatan Klarik-Teluk Buton menangani jalan sepanjang 10,902 km dan pembangunan lima jembatan dengan panjang 93 meter. Paket ini merupakan pekerjaan dari Tahun Anggaran (TA) 2023-2024.
Paket kedua, rute sebaliknya Teluk Buton-Klarik menangani jalan 8 km dan lima jembatan. Paket ini pekerjaan TA 2022-2023, dan akan selesai pada Desember tahun ini.
“Jadi, paket untuk kawasan 3T di Kepulauan Kepri tersebut merupakan paket dengan nilai kontrak besar, yaitu Klarik-Teluk Buton sebesar Rp 161.311.670.000, dengan progres 39 persen. Sedangkan Teluk Buton-Klarik sebesar Rp 115.323.697.000, dengan progres 45,87 persen,” papar Stanley.
“Semuanya pekerjaan masih tahap on progress, masih plus atau masih sesuai dengan rencana kami dan diharapkan bisa selesai tepat waktu,” tegasnya.
Akses ke Obyek Wisata
Jalan nasional di Kepulauan Riau menghubungkan pusat kegiatan nasional (PKN) atau antara pusat kegiatan nasional (PKN) dengan pusat kegiatan wilayah (PKW).
Namun, karena konsepnya daerah kepulauan, mengintegrasikan mulai dari Tanjung Pinang atau Serasan ke Natuna, dan Anambas.
“Jadi, bisa didukung untuk dijadikan jalan nasional sehingga secara syarat, bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata,” kata Stanley.
Menurut Stanley, potensi kawasan wisata di Provinsi Kepulauan Riau, khususnya di Pulau Natuna, sangat potensial.
Di pulau tersebut bisa dikatakan ada kemiripan dengan di Pulau Belitung yang juga merupakan kawasan bebatuan unik.
Beberapa waktu yang lalu Pemda Kabupaten Natuna mengadakan semacam event wisata bahari, yaitu festival kapal layar Yacht to Natuna, diikuti peserta dari luar negeri. (PAH/ROY/SAL)