Mentawai, Lintas – Keterlambatan material jadi tantangan program pembangunan infrastruktur di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat sedang menjalankan empat paket pekerjaan infrastruktur pulau terdepan, terluar dan tertinggal (T3) di Kepulauan Mentawai yakni tiga paket di Pulau Sipora dan satu di Pulau Siberut.
Menurut Kepala BPJN Sumbar Thabrani, ST, MT, pembangunan ini tak luput dari tantangan dan hambatan, meski pihaknya akan tetap memenuhi sesuai target.
“Hambatan ini terutama ketergantungan material, karena hampir 100 persen dari luar. Hal ini menyangkut suplai material ke sana,” kata Thabrani saat dihubungi MajalahLintas melalui sambungan telepon, Senin (19/6/2023).
Keterlambatan ini seperti yang terjadi di Pulau Siberut di mana terjadi keterlambatan kedatangan material dari Cilegon, Banten, selama dua hari.
“Di perjalanan juga kadang-kadang ada kerusakan kapal tongkang, sehingga harus berhenti di pulau terdekat,” ucap Thabrani.
Cuaca juga menjadi penyebab keterlambatan ini, di mana perjalanan kapal pembawa material ini kadang-kadang juga harus disesuaikan jika ada badai maupun hujan deras.
Untuk sementara, cuaca bulan ini masih lumayan bagus, tak seperti pada akhir Juli sampai Agustus yang mulai memasuki masa pancaroba.
Jadi, BPJN Sumbar sedang berusaha semaksimal mungkin mengejar progres pembangunan sebelum cuaca ekstrem pada September dan Oktober.
Keterbatasan Akses
Tantangan dan hambatan lain pembangunan di Mentawai yakni keterbatasan akses pelabuhan, seperti kontraktor harus membuat tempat sendiri untuk sandaran kapal tongkang.
Hambatan lainnya yakni keterbatasan tenaga kerja dari penyedia jasa,lalu spare part ketika mesin rusak dan distribusi bahan bakar.
Meski penuh tantangan dan hambatan, BPJN Sumbar tetap akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan pembangunan sesuai target.
“Karena ini proyek strategis dan juga menjadi harapan masyarakat Mentawai, kami berharap bisa diselesaikan dan tidak ada yang putus kontrak. Tantangan buat kami melaksanakan sebaik-baiknya,” tutur Thabrani.
Progres pekerjaan sejauh ini, tiga paket sesuai jadwal, dan satu di Pulau Siberut dalam pengendalian. Kelancaran kedatangan material bisa membuat target segera bisa tercapai.
Obyek Wisata
Pembangunan infrastruktur di pulau terdepan, terluar dan tertinggal (3T), salah satunya di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, sudah menjadi komitmen Pemerintah.
Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten yang terdiri dari empat pulau utama, yakni Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan.
Semua pulau ini dihuni mayoritas masyarakat suku Mentawai dan memiliki obyek wisata alam dan budaya yang menarik.
Kepulauan Mentawai jadi obyek wisata surfing terkenal di dunia karena punya ombak besar yang menantang bagi para peselancar. (PAH/EDW)