Jakarta – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Karimunjawa telah selesai dibangun. Keberadaannya ditujukan untuk membuat lokasi pariwisata tetap bersih.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, kebersihan adalah aspek utama kawasan pariwisata. Sebab hal itu menjadi salah satu daya tarik untuk wisatawan datang dan kembali lagi.
“Di mana pun tempat pariwisata yang dibangun, tidak ada yang datang kalau tidak bersih. Untuk itu, fasilitas sanitasi dan air bersih sangat penting,” tuturnya dalam keterangan dikutip Senin (19/9/2022).
Adapun pembangunan TPA Karimunjawa dilakukan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah, Ditjen Cipta Karya dan Kementerian PUPR dengan biaya Rp 15,4 miliar.
Proses pengerjaan konstruksi dilaksanakan PT Permata Anugerah Yalasamudra pada 14 Juni 2021 hingga Desember 2021.
TPA tersebut memiliki luas 10.097 meter persegi dan kapasitas tampung 35 meter kubik per hari dengan proyeksi timbulan sampah 9 hingga 15 meter kubik per hari. Angka itu setara dengan 3,82 sampai 6,37 ton per hari.
Tak hanya itu, TPA Karimunjawa dilengkapi sistem sanitary landfill guna mengurangi pencemaran air, tanah dan udara.
Blok cell sanitary landfill berkapasitas 10 ton per hari dan diproyeksikan bisa bertahan hingga 5 tahun ke depan.
Kepala BPPW Jawa Tengah, Cakra Nagara, menyampaikan sejumlah tantangan pembangunan TPA Karimunjawa.
Pertama, angin musiman bulan Agustus hingga Oktober yang menyebabkan gelombang air laut tinggi. Situasi tersebut membuat aktivitas transportasi laut terganggu.
Kedua, kondisi geografis Kepulauan Karimunjawa yang berbukit-bukit dan memiliki tipe tanah keras.
“Serta tidak adanya material alam yang dibutuhkan, sehingga material utama harus didatangkan dari luar pulau,” ungkapnya.
Tantangan lain adalah situasi Pandemi Covid-19 yang berimplikasi pada pembatasan transportasi laut.
Cakra menyampaikan, hal itu menjadi tantangan karena distribusi material terhambat.
“Pengetatan dan pembatasan penyeberangan pada transportasi laut oleh pihak berwenang berdampak pada kelancaran perjalanan material, pekerja dan peralatan,” sebut Cakra.
Pemerintah berharap, keberadaan TPA Karimunjawa yang telah selesai dibangun ini dapat menjadi solusi penanganan sampah di berbagai pulau kawasan tersebut.
Diketahui, Karimunjawa terdiri dari 27 pulau kecil, dan 5 diantaranya tidak berpenghuni.
TPA tak hanya menjadi solusi untuk tempat wisata, namun juga dapat mengurai sampah rumah tangga para penduduk.
Harapannya kebersihan lingkungan permukiman, dan kesehatan penduduk serta wisatawan terjaga dengan terwadahinya berbagai sampah tersebut. (*)
Baca juga: Gandeng Pemerintah Jerman, TPA Banjardowo Kabupaten Jombang Dikembangkan