JAKARTA, LINTAS – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bangka Belitung (BPJN Babel) tahun 2024 melaksanakan pilot project dan pertama di Indonesia dalam penerapan pemeliharaan preventif dengan microsurfacing untuk pekerjaan preservasi dan rehabilitasi pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Bangka Belitung, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.1 di ruas Paket Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Tg. Ru – Petikan – Junction (Sp. Lima Tj. Pandan) – Tanjung Kelayang – Jln. Sudirman (T.Pandan-Perawas) STA 0+246 hingga STA 2+679.
Kepala BPJN Babel Arief Syarif Hidayat, ST, MT, Senin (30/9/2024), dalam wawancara online dengan Lintas, mengatakan, penerapan teknologi microsurfacing sebagai alternatif preventif dalam mendukung progam pemerintah daerah dan pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Belitung.
Penggunaan teknologi microsurfacing adalah salah satu metode alternatif preventif untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas ataupun akibat cuaca. Maka perlu strategi penanganan perkerasan jalan maupun pemeliharaan yang bersifat pencegahan dengan jenis bahan yang tepat.
Selain untuk memperbaiki permukaan jalan dan memperpanjang umur pakai jalan, pemanfaatan microsurfacing juga sangat tepat diterapkan dan tanpa perlu melakukan perbaikan struktural yang lebih besar.
Microsurfacing sangat efektif untuk menangani masalah permukaan jalan seperti retak-retak kecil, permukaan kasar, alur roda, dan aus. Metode tersebut lebih ekonomis dibandingkan dengan perbaikan struktural penuh dan dapat memperpanjang umur pakai jalan hingga enam tahun (berdasarkan penelitian di Amerika) dengan biaya yang relatif rendah.
Sementara itu PPK 2.1 Sujjad Muhammad Sajjad, ST, MT, saat wawancara daring Selasa (1/10/2024), menambahkan, pada prinsipnya teknologi microsurfacing dapat diterapkan di mana saja, tetapi sebaiknya dengan beberapa persyaratan, yaitu pertama apakah Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) pada jalan tersebut sudah melebihi 2.000 kendaraan per hari atau jalan dalam kota yang membutuhkan waktu pembukaan lalu lintas lebih cepat.
Kedua, apakah jalan tersebut sudah menunjukkan tingkat keausan (pelepasan butiran) yang cukup tinggi dan terdapat alur roda. Ketiga, apakah lokasi tersebut mendapatkan panas matahari yang cukup.
Dari segi ketahanan, microsurfacing lebih tahan terhadap deformasi dan memiliki umur pakai yang lebih lama dan secara pemanfaatan, microsurfacing dirancang untuk menangani masalah permukaan jalan yang lebih serius, seperti deformasi ringan, retak-refleksi, dan peningkatan kekasaran sehingga microsurfacing bisa digunakan untuk memperbaiki profil permukaan dan sebagai lapisan pengganti sementara untuk memulihkan kondisi jalan yang rusak parah.
Dengan demikian, penanganan preventif dengan teknologi microsurfacing diharapkan mampu menjaga kemantapan jalan di Pulau Belitung dengan biaya yang lebih rendah.
Arief menambahkan, pada tahun 2025 pengembangan teknologi microsurfacing akan diterapkan di wilayah lain.
Sujjad berharap, dengan adanya pembangunan ini pariwisata di Pulau Belitung akan lebih maju dan masyarakatnya dapat berkendara dengan aman. (SAL)
Baca Juga: IJD 2023 Bikin Harga Nanas Tangkit Baru Muaro Jambi Naik dan Stabil, Petani Senang