JAMBI, LINTAS – Revitalisasi Danau Kenali di Kota Jambi terus dilakukan guna dengan fokus pada peningkatan kapasitas tampungan di Danau Kenali untuk mengurangi dampak banjir yang sering terjadi di daerah hulu (upstream) kawasan tersebut.
Kepala SNVT PJSA Sumatera VI Provinsi Jambi, Hariyo Priyambodo, dalam wawancara khusus kepada Lintas, Kamis (19/9/2024) mengungkapkan bahwa proyek ini menghadapi sejumlah tantangan sejak awal pelaksanaan, namun berjalan sesuai target.
Menurut Hariyo, di awal pelaksanaan proyek, salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah banyaknya masyarakat yang beraktivitas di Danau Kenali dengan memasang keramba, tangkul dan rebo di dalam danau.
“Ini oleh masyarakat disebut sebagai keramba, tangkul dan rebo. Kami harus melakukan pendekatan kepada masyarakat agar mereka mau memindahkannya ke luar area pekerjaan,” jelas Hariyo.
Setelah melakukan pendekatan, masyarakat setuju untuk memindahkan keramba, tangkul dan rebo tersebut, dengan kesepakatan bisa dipindahkan kembali setelah pekerjaan selesai.
Selain itu, banjir yang terjadi di awal proyek sempat menghambat pekerjaan. “Awalnya banjir membuat disposal (tempat pembuangan material hasil galian) terendam. Kami harus menunggu air surut sebelum melanjutkan pekerjaan,” tambahnya.
Adapun pekerjaan utama dalam revitalisasi ini mencakup pembuatan sodetan di Inlet Danau Kenali. Hariyo menjelaskan bahwa sodetan ini membantu memperlancar aliran air dari daerah hulu (upstream) ke danau, sehingga mempercepat aliran air menuju ke danau.
Selain itu, pekerjaan galian sedimen juga merupakan fokus utama proyek ini. Dari total rencana galian sedimen sebanyak 168 ribu meter kubik, kini tersisa 20 ribu meter kubik yang masih harus digali.
“Kami mulai proyek ini pada Februari 2024 dan target selesai pada 21 November 2024. Sisa galian sedimen akan diselesaikan dalam waktu satu bulan, sehingga akhir Oktober 2024 semua galian sudah selesai,” jelasnya.
Untuk mempercepat penyelesaian proyek, pihaknya akan menambah alat berat. “Alat yang ada sebenarnya sudah cukup, namun karena masih ada pekerjaan di sodetan, alat-alat ini dipindahkan ke sana. Setelah sodetan selesai, alat akan kembali digunakan untuk galian sedimen,” tambah Hariyo.
Revitalisasi Danau
Sementara itu, Haryo menambahkan, revitalisasi Danau Kenali bertujuan utama untuk meningkatkan kapasitas tampungan air dan mendukung pengendalian banjir di Kota Jambi.
“Kami berharap setelah revitalisasi, daya tampung Danau Kenali meningkat, terutama saat musim hujan. Kapasitas tampung air di danau ini mencapai 2 juta meter kubik, sementara saat musim kemarau bisa mencapai 800 ribu meter kubik,” kata Hariyo.
Menurut Hariyo, pekerjaan pengendalian banjir saat ini sedang dilakukan di Danau Kenali dan Inlet Danau Kenali, dengan tujuan untuk mereduksi banjir di daerah hulu (upstream) Danau Kenali seperti di kawasan perumahan Kembar lestari, Namura, Bougenville, dan Kota Baru Indah, yang terletak di sepanjang bantaran Sungai Kenali Kecil.
Setelah pelaksanaan kegiatan tahun 2023, berhasil menurunkan durasi genangan banjir dari 6-7 jam menjadi 1-2 jam.
“Volume galian tinggal 20 ribu meter kubik, dan pekerjaan sodetan sekitar 69 m, yang akan selesai dalam seminggu,” jelasnya.
Selain itu, untuk pemeliharaan sungai setelah proyek selesai, tim dari OP (Operasi dan Pemeliharaan) akan memastikan aliran sungai tetap lancar.
Hariyo juga menjelaskan bahwa sedimentasi di Danau Kenali sangat signifikan, dengan kedalaman sedimen mencapai 1,5 m s/d 2,0 m.
“Pada 2023, kami sudah berhasil mengangkat 105 ribu meter kubik sedimen, dan pada 2024 ini, kami melanjutkan dengan rencana pengangkatan sedimen sebanyak 168 ribu meter kubik,” katanya.
Selain itu, pembangunan bronjong juga dilakukan untuk mempertegas garis sempadan danau, sehingga masyarakat tidak lagi memanfaatkan area danau untuk keperluan pribadi. “Pembangunan Bronjong ini untuk mempertegas garis sempadan danau,” jelasnya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi sedimentasi yang lebih besar di masa depan, pihak SNVT PJSA berencana membangun konstruksi pengendali sedimen.
“Kami sedang mempertimbangkan beberapa alternatif, termasuk pembuatan sedimen trap atau cekdam. Namun, hal ini akan didiskusikan terlebih dahulu dengan pemilik lahan, mengingat tidak ada pembebasan lahan dalam proyek ini,” terang Hariyo.
Setelah proyek selesai, Hariyo juga berharap akan ada ruang terbuka hijau (RTH) di sekitar Danau Kenali yang bisa dimanfaatkan masyarakat.
“Konsep RTH ini seperti taman yang dilengkapi informasi edukatif tentang Danau Kenali, sehingga pengunjung bisa memahami fungsi danau serta kontribusinya terhadap pengendalian banjir,” tuturnya.
Dengan revitalisasi yang sedang berlangsung, masyarakat di Kota Jambi diharapkan bisa menikmati manfaat dari proyek ini, baik dalam pengendalian banjir maupun peningkatan kualitas lingkungan di sekitar Danau Kenali. (CHI/BSP)
Baca Juga: Kurangi Banjir, BWS Sumatera VI Normalisasi di Danau Kenali Kota Jambi