JAMBI, LINTAS – Proyek pengendalian banjir di kawasan Danau Kenali di Kota Jambi terus berlanjut, dengan fokus pada peningkatan kapasitas tampungan di Danau Kenali untuk mengurangi dampak banjir yang sering terjadi di daerah hulu (upstream) kawasan tersebut. Setelah pelaksanaan kegiatan tahun 2023, berhasil menurunkan durasi genangan banjir dari 6-7 jam menjadi 1-2 jam.
Menurut Kepala SNVT PJSA Sumatera VI Provinsi Jambi, Hariyo Priyambodo, pekerjaan pengendalian banjir saat ini sedang dilakukan di Danau Kenali dan Inlet Danau Kenali, dengan tujuan untuk mereduksi banjir di daerah hulu (upstream) Danau Kenali seperti di kawasan perumahan Kembar lestari, Namura, Bougenville, dan Kota Baru Indah, yang terletak di sepanjang bantaran Sungai Kenali Kecil.
Kawasan ini sebelumnya sering terdampak banjir akibat perubahan tata guna lahan yang awalnya merupakan zona hijau (kawasan dengan peruntukan fungsi lindung) menjadi area perumahan, menyebabkan penurunan fungsi resapan air.
“Salah satu penyebab utama banjir adalah perubahan tata guna lahan. Kami sedang berupaya memperbaiki kondisi ini dengan peningkatan kapasitas tampungan danau dan normalisasi sungai,” kata Hariyo kepada Lintas, Kamis (19/9/2024).
Ia menjelaskan, proyek pengendalian banjir di wilayah ini termasuk dalam rencana besar Urban Flood Control System Infrastructure (UFC SI) Sungai Kenali, yang akan mengembalikan fungsi sungai sebagai tempat penampung debit air yang turun ke tanah melalui hujan dengan cara menambah dimensi penampang Sungai Kenali Besar dan Kenali Kecil.
Rencana ini melibatkan koordinasi lintas sektoral dengan Pemerintah Kota Jambi untuk memastikan kesesuaian tata ruang wilayah (RTRW) dengan pembangunan perumahan baru.
Selain itu, normalisasi Danau Kenali juga menjadi prioritas utama. Pekerjaan penggalian sedimentasi di danau ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas tampungan danau, dengan target kedalaman mencapai 2,5 meter.
Pelaksana teknik PK. DSE, BWS Sumatera VI, Rony Rahmad Riady menambahkan, pada tahun 2024, proyek ini memasuki tahap kedua dari empat zona yang direncanakan, dengan pekerjaan galian sedimentasi dan normalisasi inlet.
“Kami sudah mulai sejak Februari 2024, dan target kontrak selesai pada 21 November 2024. Saat ini, kami masih dalam proses pengerjaan di zona utara danau setelah menyelesaikan zona selatan tahun lalu,” tutur Ronny.
Alokasi Anggaran
Sementara itu menurut Hariyo, untuk total anggaran yang dialokasikan untuk proyek ini mencapai Rp 13,1 miliar pada tahun 2024, naik dari Rp 4,8 miliar di tahun sebelumnya.
Anggaran ini digunakan untuk pekerjaan penggalian sedimentasi di danau, normalisasi inlet danau, serta pembangunan bronjong dan sodetan. Rencananya, pada tahun depan jika anggaran tambahan disetujui, akan dibangun bangunan penahan sedimentasi untuk meminimalisir masuknya sedimen ke danau.
“Pekerjaan ini diperkirakan akan membawa dampak besar bagi ribuan rumah di kawasan perumahan yang sering terkena dampak banjir. Dengan area danau seluas 47 hektare, normalisasi ini diharapkan mampu menampung lebih banyak air dan mengurangi risiko banjir di masa depan,” ujar Hariyo.
Ditambahkan, proyek ini merupakan bagian dari langkah jangka panjang Pemerintah Kota Jambi untuk menekan risiko banjir di kawasan padat penduduk, terutama yang berada di sepanjang bantaran sungai.
“Dengan kerja sama lintas sektoral, termasuk penegakan RTRW yang ketat, diharapkan pembangunan perumahan di masa depan akan lebih memperhatikan aspek tata kelola lingkungan, termasuk penyediaan saluran drainase yang memadai serta pemeliharaan ruang terbuka hijau,” tuturnya. (CHI/BSP)
Baca Juga: Masjid Seribu Tiang Kota Jambi, Tebarkan Pesona dan Keindahan yang Berbeda