Masjid Agung Al-Falah adalah masjid terbesar yang terletak di Telanaipura Kota Jambi, Masjid ini yang juga dikenal sebagai Masjid Seribu Tiang, Meskipun Masjid ini dijuluki “Masjid Seribu Tiang” tetapi sebenarnya masjid ini hanya memiliki 256 tiang.
Masjid Agung Al-Falah ini dibangun pada tahun 1971 dan waktu hingga Sembilan tahun untuk diselesaikan dan selesai serta diresmikan pada 29 September pada tahun 1980 oleh presiden Soeharto.
Masjid Agung Al-Falah dengan julukan masjid seribu tiang ini menciptakan tampilan yang megah dan memiliki ciri khas, julukan Masjid Seribu Tiang untuk masjid Masjid Agung Al-Falah berasal dari kesan visual yang ditimbulkan oleh banyaknya tiang penyangga dalam aristekturnya.
Penataan dan jumlah tiang yang banyak ini menciptakan ilusi seolah-olah ada seribu tiang, julukan ini juga menekankan keunikan dan keindahan dari desain masjid yang berbeda dari masjid-masjid lainnya.
Masjid Agung Al-Falah memilki arsitektur unik dengan banyak tiang penyangga dan satu kubah besar diatasnya. Tiang-tiang ini juga terbagi menjadi dua jenis yaitu tiang dengan ukuran lebih kecil yang menyangga sekeliling atap masjid dibagian luar, dan tiang yang berwarna keemasan itulah yang menopang tengah masjid.
Masjid ini juga memiliki sejarah yang kaya, bangunan ini berdiri di lahan bekas istana tanah pilih dari Sultan Thaha Syaifuddin, yang dulunya merupakan pusat Kerajaan melayu di Jambi sehingga masjid ini juga menjadi simbol keagamaan dan kebudayaan bagi masyarakat Jambi.
Masjid Agung Al-Falah ini berdiri diatas lahan seluas lebih dari 26.890 persegi dan juga memiliki luas bangunan sekitar 6.400 meter persegi. Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda, dan juga memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh Masyarakat setempat ataupun oleh wisatawan. Masjid agung ini mampu menampung hingga 10.000 jamaah, lokasinya pun sangat strategis karena berada di pusat kota Jambi, tepatnya di Jalan Sultan Thaha Syaifuddin.
Banyak pengunjung ataupun wisatawan dari luar Jambi ataupun dalam Jambi biasanya pengunjung hanya singgah untuk sholat atau melakukan pertemuan majelis pengajian yang kebetulan sering dilangsungkan di lingkungan sekitar masjid. Kondisi Masjid Agung Al-Falah dengan segala keindahan dan kemegahan yang menjadi kebanggan warga Jambi untuk selalu merawat serta mempertahankan nilai aristektur bangunan masjid tersebut.
Tujuannya Masjid Agung Al-Falah dibangun adalah menjadi “Tempat Ibadah” terbesar di Jambi yang luas dan juga untuk kenyamanan bagi umat muslim di daerah Jambi. Masjid ini juga dibangun untuk menggantikan masjid sebelumnya yang sudah tidak mampu menampung jumlah jamaah yang semakin bertambah.
Sejarah dalam Pembangunan Masjid Agung Al-falah ini sangat menarik dan kaya akan nilai sejarahnya, pada ide awal nya untuk membangun masjid ini pertama kali muncul pada tahun 1961 oleh tokoh agama Islam di Kota Jambi.
Lokasi masjid ini memiliki nilai historis karena pernah menjadi pusat pemerintahan dan benteng Belanda setelah direbut pada tahun 1980. Dalam Pembangunan masjid ini melibatkan banyak tokoh penting dari jambi, termasuk M.O Bafaddal, H. Hanafi, dan Nurdin Hamzah, serta Gubernur zaman itu.
Arsitektur masjid ini memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya unik dan megah selain memiliki jumlah 256 tiang dan kubah yang besar masjid ini dirancang dengan konsep terbuka tanpa sekat, dan juga mirip dengan pendopo tradisional hal ini memungkinkan sirkulasi udara yang baik dan menciptakan suasana yang sejuk di dalam masjid.
Material yang digunakan dalam Pembangunan masjid ini termasuk memakai batu alam dan beton bertulang, yang memberikan kekuatan dan daya tahan pada struktur. Arsitektur ini juga memadukan elemen tradisional Melayu dengan gaya Islami modern, hal ini terlihat dari penggunaan kaligrafi dan ornament sederhana yang menghiasi bagian luar dan dalam masjid. Desain atau bentuk bangunan masjid ini tidak hanya fungsional tetapi juga simbolis, mencerminkan nilai-nilai keterbukaan dan keramahan dalam agama islam.
Masjid Agung Al-Falah menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung kenyamanan dan kebutuhan para jamaah. Seperti ruang ibadah utama yang luas dan mampu menampung hinggu 10 ribu jamaah, tersedia tempat wudhu yang bersih, fasilitas toilet yang terpisah antara pria dan wanita.
Memiliki area parkir yang sangat luas untuk kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat, masjid ini juga memiliki perpustakaan yang menyediakan buku dan literatur keagamaan. Memiliki ruang serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan dan sosial.
Masjid ini juga pastinya tersedia kantor untuk pengurus masjid yang mengelola berbagai kegiatan dan administrasi masijid, terakhir masjid ini juga memiliki ruang kelas untuk kegiatan Pendidikan agama seperti pengajian dan kelas Al-Quran. Fasilitas-fasilitas ini dirancang untuk memastikan bahwa semua pengunjung dapat beribadah denga nyaman di Masjid Agung Al-Falah
Biaya Pembangunan Masjid Agung Al-falah diperkirakan mencapai sekitar Rp. 1 Miliar pada saat itu, dengan dana yang berasal dari pemerintah dan sumbangan Masyarakat. Pemilik Masjid Agung Al-Falah adalah Masyarakat Jambi, masjid ini dikelola oleh pengurus masjid yang terdiri dari tokoh-tokoh agama dan masyarakat setempat.
Masjid ini juga berada di dalam pengawasan pemerintah daerah untuk memastikan pemeliharaan dan pengelolaanya berjalan dengan baik. (BSP)
Baca Juga : Catat, Rekayasa Lalin di Jalan MH Thamrin Mulai 21 September, Ada Proyek MRT Fase 2A