Home Profil Ir Zulraini, ST, MEng, IPM: Asa Profesionalitas Para Pekerja Lokal

Ir Zulraini, ST, MEng, IPM: Asa Profesionalitas Para Pekerja Lokal

Share

Etos kerja para tenaga ahli asing yang bekerja di Indonesia semestinya menjadi teladan yang patut ditiru para pekerja lokal agar infrastruktur yang dibangun memiliki kualitas tinggi. Disiplin yang diterapkan berlangsung sejak tahap persiapan hingga pembangunan usai.

Setelah lulus kuliah sarjana Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya pada 1996, Zulraini selama sekitar lima tahun banyak bekerja dengan tenaga ahli asing pada berbagai proyek. Para pekerja asing ini mampu menunjukkan profesionalitas pada spesifikasi hingga semua prosedur standar operasional, terutama sektor keselamatan kerja.

Contoh penerapan sederhananya berupa penggunaan alat pelindung diri ketika bekerja dan pelarangan kegiatan pembangunan di ruang terbuka saat hujan. Pengawasan ketat juga dilakukan oleh safety officer (petugas keselamatan) agar fisik para pekerja terhindar dari kecelakaan dan penyakit. Jika aturan ini dilanggar maka ada ancaman pencabutan kredibilitas pelaksana proyek di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

“Karena target mereka itu zero accident yang merupakan salah satu prestasi buat mereka, juga menjadi sebuah penghargaan di dunia kerja,” papar Zulraini (10/11/2022). Selain bidang K3, disiplin penggunaan waktu kerja juga dilakukan para tenaga asing agar target waktu tercapai secara efektif.

Perilaku para tenaga asing ini didasari oleh pengetahuan dan pengalaman, mereka fokus bekerja mengimplementasikan ilmu dan keahlian tanpa dibebani oleh masalah pendapatan dan kekhawatiran tentang kesejahteran keluarga mereka, di mana pendapatan yang diperoleh adalah berdasarkan standar negara asal mereka yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pendapatan pekerja lokal.

Kepala Seksi KPIJ BPJN Babel, Ir Zulraini, ST, MEng, IPM

Zulraini secara perlahan mengajak rekan yang ada di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menjadi semakin baik dalam disiplin kerja dengan harapan masyarakat pengguna infrastruktur dapat merasakan kenyamanan. Ia tidak akan memaksakan diri dengan sebuah idealisme karena semua aturan dengan batas toleransinya sudah ada dalam spesifikasi.

Zulraini menilai bahwa sumber daya manusia (SDM) memiliki keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, secara bertahap akan dapat mengembangkan diri seiring waktu kerja yang dijalani, tentunya melalui proses bekerja dengan cara yang baik dan benar. Tenaga kerja dengan pengalaman dan pegetahuan yang demikian, nantinya akan mampu memahami tugasnya dan mengimplementasikannya di lapangan. “Gak harus kita belajar keras, kita laksanakan saja sesuai petunjuk, nanti juga terbiasa. Kerja itu juga belajar,” kata Zulraini.

Permintaan Ibu

Zulraini yang lahir di Palembang, Sumatera Selatan, pada Mei 1971, masa kecilnya sempat ikut orangtuanya beberapa kali pindah domisili karena tuntutan pekerjaan bapaknya sebagai seorang yang bekerja di kontraktor mekanikal di Sumatera dan Jawa. Kemudian mulai menetap di Palembang kembali sejak SMP karena bapaknya mulai bekerja di luar negeri. Pengalaman ini yang membuat sang ibu tidak rela jika nantinya Zulraini bekerja seperti bapaknya sehingga harus terpisah jauh dari keluarga.

Setelah menjalani pekerjaan di beberapa perusahan kontraktor, selanjutnya untuk mendapat pekerjaantetap sesuai dengan keinginan ibunya, Zulraini mengikuti seleksi untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan berhasil diterima pada 2001 sebagai PNS pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Zulraini bersama keluarga tercinta.

Ia mengawali karier sebagai pengawas lapangan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin pada Dinas PU Bina Marga hingga mendapat tugas menjabat sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Dari 2008 hingga 2010 dengan beasiswa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Zulraini menjalani tugas belajar di Univeritas Gadjah Mada pada Program Magister Teknologi Bahan Bangunan Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan.

Zulraini menjalani tugas di Dinas PU Bina Marga Kabupaten Musi Banyuasin selama sekitar 11 tahun dan selanjutnya bergabung di Kementerian PUPR sejak Agustus 2012 kembali ke posisi sebagai pengawas lapangan di Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III (Satker PJN I BPJN III) yang saat itu menaungi wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung.

Sejak 2013, Zulraini bertugas di Satker PJN Metropolitan Palembang sebagai Asisten Pelaksanaan dan Pengawasan hingga 2017. Ia selanjutnya ditugaskan sebagai Pejabat Pembuat Komitmen Pengawasan Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (PPK Pengawawan Satker P2JN) Provinsi Sumsel hingga Maret 2019.

Selanjutnya, ia pindah tugas ke Provinsi Bangka Belitung menjadi PPK Pengawasan Satker P2JN sejak awal 2019 hingga Mei 2022. Pada Mei 2022, ia bertugas sebagai Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Jalan (KPIJ) BPJN Babel. Ia merasa tertantang oleh pekerjaannya saat ini karena merupakan hal baru dari sebelumnya yang lebih banyak bekerja di lapangan.

Kepala Seksi KPIJ BPJN Babel, Ir Zulraini, ST, MEng, IPM, meninjau lokasi pekerjaan jembatan.

Zulraini berusaha menyamakan ritme kerja dengan pejabat sebelumnya agar performa BPJN Babel tidak tertinggal. Ia selalu terbuka untuk berbagai masukan. “Terakhir Pak Menteri bilang keberhasilan seseorang gak dari seorang itu, keberhasilan seseorang itu keberhasilan tim. Gak bisa dia kerja sendiri, saya di sini untuk me-manage saja, yang kerja sebenernya teman-teman itu,” kata Zulraini.

Bagi Zulraini, selama bekerja sebagai PNS PU, pembangunan Jembatan Air Teluk di Musi Banyuasin, Sumsel, pada 2003 telah mendekati harapannya tentang implementasi K3 dan menlaksanakan pekerjaan dengan disiplin yang cukup ketat. Saat itu, ia menduduki posisi asisten teknis.

Ia berharap, akan ada perkembangan ke arah yang semakin baik pada SDM lokal agar mampu bersaing dengan tenaga ahli asing sehingga kesejahteraan pekerja lokal juga dapat meningkat.Bekerja di Pulau Bangka membuat Zulraini terpisah jarak dengan istri dan keempat buah hatinya. Istri yang dinikahinya pada 2002 tinggal di Palembang bersama satu putri dan tiga putranya. Dua anak Zulraini telah memasuki jenjang kuliah di Universitas Sriwijaya, sedangkan anak ketiga duduk di bangku kelas 2 SMP serta anak keempat di kelas 3 SD.

Ia berusaha agar tetap bisa bertemu dengan keluarganya di sela aktifitas tugas sebanyak satu atau dua kali dalam sebulan. Datangnya pandemi Covid-19 memiliki sisi positif lain bagi keluarga Zulraini, karantina di Bangka membuat Zulraini bisa berkumpul bersama keluarganya selama lebih dari satu tahun.

Baca Juga: Azhari SSi, ST, MT: Manajemen Waktu adalah Kunci

Share

Leave a Comment

Majalah Lintas Official Logo
Majalahlintas.com adalah media online yang menyediakan informasi tepercaya seputar dunia infrastruktur, transportasi, dan berita aktual lainnya, diterbitkan oleh PT Lintas Media Infrastruktur.
Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.