Bekerja itu harus bisa memberikan manfaat, tidak mesti turun langsung ke lapangan.
Selama ada kontribusi di dalamnya, maka akan menjadi berkah dan bernilai.
Itulah motivasi yang mendorong Asisten Program, Rencana dan Adm Teknik Satuan Kerja P2JN Provinsi Bangka Belitung Riani Noviastuti, ST, MSc, menjalani hari-harinya sebagai pegawai di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rabu (8/3/2023).
Bisa bergabung di Kementerian PUPR, ibarat “garis tangan” bagi ibu dua putri ini. Bahkan, dirinya tidak pernah menyangka kalau ucapannya waktu masih kecil menjadi kenyataan seperti sekarang. “Jadi dulu itu saya tidak tahu, apakah itu doa bisa masuk Kementerian PUPR. Kebetulan dulu saya pernah bertanya kepada Bapak yang kebetulan bekerja sebagai PNS di Dinas PU Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Bisakah saya masuk Dinas PU? Lalu, Bapak berkata nggak usahlah, tetapi masuk saja ke Kementerian,” ungkap Riani.
Riani bercerita, sewaktu masih kanak-kanak Bapak mengajak kami jalan-jalan ke Jakarta, lalu kami lewat di Kantor Kementerian PU di Jalan Pattimura, Jakarta Selatan. Siapa yang menyangka kalau perjumpaan tersebut menjadi jawaban atas pertanyaan yang pernah dilontarkannya kepada sang Bapak kala itu.
“Saya tidak pernah menyadari, bersamaan dengan kelulusan dibuka pendaftaran penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian PUPR. Namun, saya tidak izin kepada kedua orangtua. Saya hanya bilang, Pak saya mau mendaftar menjadi PNS. Setelah diterima baru saya cerita,” ujarnya mengenang awal perjalanan masuk dan menjadi pegawai di Kementerian PUPR.
Pendidikan dan Karier
Mengenyam pendidikan Sarjana Teknik Sipil di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), bukanlah pilihan utama Riani selepas lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), karena kala itu dia berkeinginan untuk masuk Akuntansi, tetapi gagal.
“Jadi, sebenarnya mengambil jurusan Teknik Sipil tidak masuk dalam rencana saya. Tadinya, saya ingin masuk Akuntansi, tetapi gagal. Sempat berpikir untuk masuk kedokteran, juga itu pun terlalu berat. Akhirnya saya pilih Teknik Sipil,” ujarnya tersenyum.
Cita-cita menjadi PNS adalah mimpi sejak kecil Riani. Setelah bergabung di Kementerian PUPR tahun 2010, di Palembang, Sumatera Selatan sebagai staf administrasi teknik menjadi awal perjalanan karier Riani sampai dengan 2013.

Keberuntungan seakan tertuju padanya. Tiga tahun bekerja, tepatnya pada 2013, Riani mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan pascasarjana pada jurusan Sistem dan Teknik Transportasi di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), melalui jalur beasiswa dari Kementerian PUPR dan lulus tahun 2015.
Tidak lama setelah lulus pascasarjana, dia dipindahtugaskan ke Satuan Kerja PJN Wilayah II Prov. Bangka Belitung sebagai Pelaksana Administrasi (Kaur TU) PPK 5 di Belitung yang berlangsung hanya satu tahun karena setelah itu dia diminta untuk bertugas sebagai Penelaah Data Keuangan (Asisten Keuangan, Umum dan Pelaporan) di Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah II Provinsi Babel, hingga akhirnya sekarang bertugas sebagai Asisten Program, Rencana dan Administrasi Teknik di Satuan Kerja P2JN Provinsi Bangka Belitung.
Setelah menikah dan memiliki dua buah hati serta harus bekerja, Riani mulai merasakan keadaan mulai berubah karena memiliki peran ganda sebagai istri dan juga ibu bagi anak-anak. “Terkadang ada rasa kebimbangan dalam diri. Sewaktu putri pertama kami lahir, mental saya sempat goyah terkait pilihan antara pekerjaan dan keluarga,” ungkapnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, akhirnya dia dan suami yang juga bekerja, sedikit demi sedikit memperbaiki keadaan tersebut. “Walaupun tidak mudah dan PR banget, saya hanya ingin balance (seimbang) antara pekerjaan dan keluarga,” ujar Riani yang merasa menjadi perantau dan tanpa sanak saudara terasa berat.
Bekerja bagi Riani adalah kenikmatan. Kebiasaan yang dilakukan setiap pagi adalah membuat list (daftar) pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan, dan merasakan kepuasan ketika mencontreng setiap pekerjaan yang telah tuntas.
“Saya selalu berusaha untuk bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan menjaga keluarga dengan baik pula,” katanya semangat. Anak kedua dari tiga bersaudara ini berharap ke depan tetap bisa berkarier dan kalau anak-anak sudah mampu beraktivitas sendiri, dia pun bisa lebih fokus lagi kepada pekerjaan maupun karier.
Baca Juga: Ir Hj Elfiyena: Perempuan Harus Kuat, Hebat, dan Mandiri