Meskipun telah purnakarya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Oktober 2022, perempuan kelahiran Palembang ini tetap memiliki semangat untuk terus berkarya.
Selama berkarier sejak tahun 1989 di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ir Hj Elfiyena adalah sosok perempuan dengan sepak terjang luar biasa. Setelah lulus sarjana Teknik Sipil di Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, tahun 1987, Elfi sebenarnya sempat bekerja di perbatasan Sumatera Utara untuk pembangunan saluran tersier di Kinali, Pasaman, Simpang Tiga (tahun 1988-1989).
“Pada tahun 1989 ada penerimaan PNS untuk Kementerian PUPR. Alhamdulillah, saya diterima untuk ditempatkan pada program IPJK Kabupaten atau Proyek Bantuan Pembangunan Daerah tahun 1991- 1992. Jadi, tiga tahun rekrutmen pegawai itu untuk penempatan di sejumlah kabupaten seluruh Indonesia dan saya termasuk di dalamnya dengan surat keputusan (SK) penempatan di Kabupaten Bangka,” ujar Elfi, Senin (20/3/2023) saat wawancara online.
Elfi mengatakan, pada kala itu untuk mendapatkan SK CPNS tidak mudah, selain dari Kementerian PUPR, juga harus menunggu surat dari Gubernur Sumatera Selatan Sumatera Selatan,” jelasnya.
Pada program IPJK di Kabupaten Bangka, Elfi mengatakan, kala itu dipercaya untuk menangani proyek pembangunan jalan Payung Simpang Rimba di kabupaten Bangka Selatan, yang merupakan proyek bantuan luar negeri sebagai sebagai pengawas dan konsultan pengawas.
Jarak menuju lokasi proyek ditempuh sekitar tiga jam dari Sungai Liat menuju Payung-Simpang Rimba menggunakan dump truck. “Kalau saya nggak kerja di lapangan, pulang ikut mobil proyek atau dump truck,” ujarnya.
Selain proyek pembangunan yang sumber pendanaannya dari luar negeri ada juga dari sumber dana Bappenas untuk kegiatan desa tertinggal atau Pengusulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (P3DP) yang dipercayakan untuk dipegang oleh Kementerian dari Pemerintah Daerah melalui Kepala Dinas
Menetap di Bangka
Memasuki tahun 2000, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan menjadi Provinsi ke-31 di Indonesia yang telah ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang.

Dari pemekaran wilayah bertambah empat kabupaten, yaitu Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, dan Belitung Timur. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Sumatera Selatan, terhitung semenjak tahun 2000 Provinsi Babel menjadi Provinsi Sendiri.
“Di tahun 2000 itu karena sudah otonomi, kami diminta untuk memilih. Apakah kembali ke Kementerian PUPR atau tetap berada di daerah,” ungkap Elfi. “Karena saya sudah digaji Pemerintah Daerah, apa saya kembali ke Kementerian. Jadi, saya putuskan untuk menetap di daerah dan ditempatkan di Bappeda,” lanjutnya.
Sebelum memasuki purnatugas, Elfi dipercaya menjadi Kepala Dinas Tenaga Kerja, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Biro Pengadaan Barang/Jasa serta Koperasi UMKM, dan Kepala Biro Pembangunan.
“Saat masih di Eselon III tahun 2006, saya sempat pindah dari Kabupaten Bangka ke Provinsi, karena sudah otonomi saya bisa menyeberang ke provinsi dan masuk di Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR pada bagian perencanaan dan tata ruang,” ujar anak keenam dari sembilan bersaudara itu.
Dukungan Keluarga
Menjadi Pejabat Eselon II, Elfi mengungkapkan bahwa tanpa dukungan dari suami hal itu tidak mungkin terwujud. “Selama ini suami selalu support,” ujarnya.
Elfi menceritakan, karena kecintaannya pada pekerjaan membuat dirinya terlambat dalam memutuskan untuk berumah tangga. Ibarat pepatah “kalau jodoh tak akan ke mana”. Akhirnya, pada tahun 2000 bertemu dengan suami, walaupun sudah tidak masuk usia perempuan menikah pada umumnya. “Alhamdulillah, Tuhan memberikan seorang putra yang saat ini sedang berkuliah di Universitas Bangka Belitung (UBB),” ungkapnya.

“Dari segudang pengalaman hidup tersebut, penting bagi siapa pun untuk selalu berpikir positif, jangan hanya melihat sisi negatif saja. Kalau ada orang yang jahat pada kita, ambillah sisi positifnya. Kalau di pikiran negatif yang ada batin tertekan, menjadi stres bisa saja sampai stroke nantinya, kan,” ujar Elfi.
Di zaman ini teknologi bisa sangat bermanfaat untuk menjalin hubungan dengan banyak orang. Elfi memanfaatkan media sosial untuk selalu mengingatkan ataupun memberikan motivasi pada temanteman serta mementoring, baik itu teman, saudara, dan masyarakat. Menurutnya, kegiatan itu bisa membuat hati senang, ada kepuasan apabila bisa saling membantu dan memberikan semangat. “Jadi, kita semangat terus,” ujarnya.
Persatuan Pensiunan Indonesia
32 tahun mengabdi tidak membuat Elfi mengendorkan keinginannya untuk bisa terus berkarya. Keinginannya untuk selalu bisa bersilaturahmi dengan rekan-rekan seperjuangannya, muncul gagasan untuk membentuk Persatuan Pensiunan Indonesia (PPI). “Akhirnya, setelah kurang lebih tiga bulan digodok, atau tepatnya pada 14 Februari 2022, dikukuhkan anggota PPI yang mayoritas kaum pria dan saya ditunjuk menjadi Bendahara PPI,” paparnya.
Menurut Elfi, perempuan Indonesia harus bisa berperan dalam bidang apapun, baik itu dari bidang yang kecil sekali pun, seperti di lingkungan keluarga. “Harus berani mencoba, yang penting adalah koordinasi, berani memutuskan sendiri. Jangan takut untuk melontarkan gagasan dan inovasi,” lanjutnya.
“Menjadi perempuan itu harus berinovasi. Kalau dahulu, Ibu Kartini merupakan sosok perempuan yang berani mendobrak keterkungkungan perempuan, tetapi sekarang sudah lebih terbuka. Sekarang, bagaimana keterbukaan itu bisa dimanfaatkan. Perempuan harus kuat, harus hebat, dan harus bisa mandiri,” tegas Elfi.
Baca Juga: Dewi Astuti, SE, MM: Berbekal Pendidikan dan Pengalaman untuk Membantu Orang Lain