Berbekal pengalaman bekerja di lapangan, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Bangka Belitung (Satker PJN I Babel), Muhammad Syazili, ST, MT, mengatakan pentingnya membangun sinergi dan komunikasi di dalam tim, serta sigap walaupun dalam situasi sulit.
Walaupun baru hitungan bulan bertugas (Mei 2022) di Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bangka Belitung (BPJN Babel), tetapi tidak perlu waktu lama bagi Syazili, beradaptasi dengan tanggung jawab baru yang diembannya saat ini. Ditunjuk sebagai Kepala Satker PJN I Babel, Syazili langsung tancap gas membangun komunikasi dengan semua Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya tersebut. Peran barunya tersebut seakan menjadi lembaran baru dalam petualangannya selama bekerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sore itu, Senin (11/7/2022), jadwal kegiatan Syazili di BPJN Babel terbilang cukup padat. Di antara mempersiapkan rencana dinas luar kota untuk esok hari, Syazili tetap meluangkan waktu untuk melakukan wawancara singkat. Bergabung di Kementerian PUPR sejak 1998, sebagai pegawai senior, sikapnya yang humble dan mudah bergaul, memberikan warna baru di lingkungan BPJN Babel, terutama sebagai mentor bagi para junior di sana.
Perjalanan Karier
Perjalanan karier Syazili dimulai di Provinsi Bengkulu sebagai Staf Bina Marga (tahun 1998); Kepala Seksi di BBPJN Palembang tahun 2007 (dalam rangka pembentukan Balai); Satker P2JN Bangka Belitung (2008-2011); Kepala Seksi Bidang Perencanaan di BBPJN Palembang (2012-2014); Kepala Satker P2JN Bengkulu (2014); Kepala Satker P2JN Lampung (2015); Kepala Satker P2JN Jambi (2016); Kepala Satker PJN I Nusa Tenggara Timur (2019); dan terakhir pada Mei 2022-sekarang, Syazili didapuk menjadi Kepala Satker PJN I Babel.
Tentunya, sebagai senior pengalaman menangani proyek tidak perlu diragukan lagi. Namun, Syazili menceritakan ada dua proyek yang sangat berkesan ketika posisinya masih sebagai Kasatker PJN I Nusa Tenggara Timur (NTT). “Kala itu di NTT, terjadi bencana besar badai Siklon Tropis Seroja yang mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi dan fasilitas umum porak poranda. Saya menangani tiga kluster, yaitu Kluster Paket Batu Putih CS, Kluster Jembatan Termanu CS, dan Kluster Jembatan di Pulau Sumba,” ujar Syazili.
“Nah, penanganannya harus cepat. Dengan keadaan tersebut, kami dituntut untuk bekerja keras. Di sisi lain situasi pandemi Covid-19 menjadi kendala yang tidak dapat kami hindari, segalanya menjadi tumpang tindih, karena harus terlibat juga untuk mengangkut warga yang mesti dibawa ke fasilitas karantina. Setelah itu, baru kami bisa turun ke lapangan,” lanjutnya.
Syazili melanjutkan, Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama pandemi Covid-19 menjadi penghambat dalam proses pengiriman maupun pengambilan material dari luar daerah karena akses wilayah ditutup. Selain itu, alat komunikasi seperti telepon atau pun gawai semuanya tidak bisa digunakan karena ketiadaan sinyal. Ditambah jarak tempuh menuju lokasi proyek lebih kurang sejauh 100 km. “Selain berjibaku dengan kondisi daerah yang porak poranda akibat pohon-pohon yang tumbang di bahu maupun badan jalan, sehingga kami fokus untuk membersihkan sebelum membenahi jalan dan jembatan yang rusak,” lanjutnya.
Dalam situasi tersebut Kementerian PUPR menetapkan dua strategi penanganan mendesak dan tanggap darurat (PMTD), yaitu penanganan darurat dan permanen. “Alhamdulillah, dalam waktu satu bulan jalan-jalan sudah bisa dilalui, tetapi belum maksimal. Namun, awal tahun 2022 semua pekerjaan sudah tuntas dan akses jalan sudah kembali bisa digunakan,” ujarnya.
Membagi Waktu
Selama bekerja di Kementerian PUPR, Syazili harus selalu siap untuk sering berpindah-pindah lokasi pekerjaan, yang pada akhirnya harus rela jauh dari keluarga tercinta. Bahkan, selama pandemi Covid-19 dirinya bisa berbulan-bulan tidak bisa bertemu dengan keluarga. “Saya sudah seperti ‘Bang Toyib’ tiga bulan puasa tidak pulang,” ujar Syazili. Terlepas dari padatnya sejumlah pekerjaan yang harus ditanganinya, Syazili tidak lupa untuk tetap menjaga kondisi fisik. Ia menyadari bahwa tubuhnya butuh istirahat. “Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menjaga kondisi fisik biar tetap fit, seperti berolahraga dan minum vitamin atau pun herbal, tetapi saya gunakan waktu istirahat dengan tidur yang cukup saja,” ujarnya.
Ke depan, Syazili mengharapkan, sesuai amanah dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang ditetapkan pemerintah pusat yang diberikan kepadanya dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan, yaitu pada Desember 2022 bisa selesai semuanya.
Baca Juga: Herman Wahyudi: Memanfaatkan Teknologi sebagai Sarana Komunikasi