JAKARTA, LINTAS — Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan hingga kini sudah banyak perusahaan berinvestasi di IKN, dan sudah masuk uang investasi untuk pembangunan IKN sebanyak Rp 50 triliun.
“Yang dari luar Indonesia sekarang sudah deal investasi dan sudah masuk sekitar kurang lebih Rp 50 triliun,” ujar Bahlil dalam keterangannya dikonfirmasi, Minggu (24/12/2023).
Bahlil menjelaskan bahwa investasi asing tersebut umumnya berasal dari perusahaan-perusahaan Asia dan Eropa yang bergerak di sektor jasa, perhotelan, mal, sarana pendidikan, dan rumah sakit.
Baca juga: Progres 62,65 Persen, Bangunan Dasar IKN Tahap I Selesai 2024
Bahlil juga menjelaskan bahwa investasi asing tersebut baru masuk pada kluster kedua setelah semua infrastruktur penunjang selesai.
“Itu infrastrukturnya harus diselesaikan dahulu. Jadi, kluster pertama kebijakan kami adalah memprioritaskan investasi dalam negeri, mereka (investasi asing) masuk di kluster kedua,” ujarnya.
Investor Dalam Negeri
Selain investasi dari negara luar, Bahlil juga menjelaskan bahwa IKN juga diminati oleh investor dari dalam negeri.
Menurut dia, sudah ada beberapa perusahaan besar seperti Mayapada dan Agung Sedayu Grup menanamkan investasinya di Ibu Kota Nusantara.
“Memang benar ada Agung Sedayu Grup, Mayapada. Agung Sedayu bahkan sudah 40-50 persen (progres pembangunan) hotel bintang lima. Kemudian ada juga rumah sakit dan sport center,” ujarnya.
Bahlil juga menjelaskan skema pembiayaan pembangunan IKN berasal dari APBN dengan total nilai investasi Rp400 triliun-Rp560 triliun, tergantung pada besar kenaikan inflasinya.
“Nah, dari total itu 20 persen dibiayai APBN, dan itu dilakukan bukan 1 tahun, 2 tahun, melainkan 15 sampai 20 tahun, sisanya itu investasi,” ujarnya. (ATO)
Baca Juga: Ridwan Kamil: Perencanaan IKN Sudah Ada Sejak Zaman Soekarno