Perjalanan Dadi Muradi, ST, MT sebagai Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bangka Belitung (BPJN Babel) termasuk singkat karena tidak banyak kepala BPJN daerah lain yang menjabat di usia yang cukup muda. Pencapaian ini merupakan hasil dari sejumlah pengambilan keputusan yang cermat dalam menyelesaikan pekerjaan serta dedikasi dan tanggung jawab besar terhadap pekerjaan dengan didukung mitigasi risiko yang diperkirakan muncul.
Dadi memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan mengawali kariernya sebagai pegawai negeri sipil di Pemerintahan Provinsi Bangka Belitung pada tahun 2002.
Banyaknya tantangan dalam membangunan infrastruktur di Indonesia menjadi ketertarikan tersendiri bagi Dadi Muradi untuk dapat berkarir di Kementerian PUPR.
“Awalnya saya adalah pegawai daerah, baru kemudian pada tahun 2010 saya hijrah ke Kementerian PUPR dan pertama kali ditugaskan sebagai PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Wilayah II Provinsi Bangka Belitung tepatnya di Pulau Belitung,” ujar Dadi.
Sebelum bergabung di Kementerian PUPR, Dadi telah menyelesaikan studi Magister Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro Semarang pada 2004. Salah satu keputusan cermat yang menjadi titik balik dalam perjalanan kariernya, yaitu ia ditugaskan sebagai PPK Perencanaan Metropolitan Medan di Provinsi Sumatera Utara.
Awalnya ditolak karena jauh dari keluarga, namun mendapat masukan dari pimpinan untuk dilaksanakan agar mendapat pengalaman dan wawasan dalam perjalanan karier, yang memintanya untuk mencoba menjabat selama tiga bulan.
“Ketika saya akan dimutasi ke Medan saya sudah memutuskan untuk tidak menerima posisi tersebut dan meminta ke pusat untuk dipindahkan menjadi posisi staf saja tetap di Babel , karena di bayangan saya akan sulit dan berat dalam mengemban jabatan tersebut. Pada akhirnya saya justru bertahan sampai kurang lebih satu tahun dan menjadi pengalaman berharga bagi saya sebelum akhirnya dipindahkan menjadi Kasatker di Bangka Belitung,” ujarnya.
Posisi lain yang juga pernah dijabat oleh Dadi adalah Kasatker P2JN Provinsi Sumatera Selatan, Kasatker PJN Wilayah 3 Provinsi Sumsel, dan Kabid KPIJ BBPJN Sumsel, sebelum akhirnya menjabat sebagai Kepala BPJN Babel.
Di dalam setiap pekerjaan akan ada tantangan yang turut menyertai. Bagi Dadi, tiap tantangan yang dapat terselesaikan menjadi penguat untuk langkah selanjutnya. Beragam permasalahan yang dihadapi akan dapat diselesaikan dengan pengalaman yang telah didapat.
“Tentunya saya bangga bisa berada di antara orang-orang hebat di instansi ini, dengan harapan untuk dapat terus membangun infrastruktur agar dapat meningkatkan konektifitas, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Dadi.
Salah satu prestasi yang pernah dicapai Dadi adalah membangun infrastruktur jalan penghubung antara Tanjung Pandan hingga wilayah Tanjung Kelayang yang menjadi lokasi kegiatan internasional Sail Wakatobi-Belitung.
“Pada tahun 2011 ketika saya masih menjadi PPK di Wilayah 2 Provinsi Bangka Belitung, Pulau Belitung ditunjuk sebagai tempat singgahnya yacht (kapal pesiar) para turis asing yang berlayar dari Wakatobi ke Pulau Belitung. Tantangan terbesarnya adalah kami diminta menyelesaikan peningkatan jalan sepanjang kurang lebih 30 km hanya dalam waktu tujuh bulan (normalnya dilakukan dalam waktu 12 bulan atau lebih) dan alhamdulillah semua selesai tepat waktu dan event tersebut bisa berjalan dengan lancar,” kata Dadi.
Selain itu, pada saat menjabat sebagai Kasatker P2JN Provinsi Sumsel, ia juga pernah terlibat dalam penyusunan basic design (desain dasar) dan kegiatan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Non-Tol Lintas Timur Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi pilot project jalan Non Tol pertama di Indonesia dengan Skema KPBU.
“Memang di Babel ini tidak banyak Kegiatan-kegiatan besar seperti di Pulau Jawa, ada yang sifatnya fast Program, Mercusuar dan memang Ada yang banyak sekali memiliki Permasalahan. Namun, saya pikir Setiap kegiatan adalah pengalaman Yang baik buat saya seberapapun Besarnya, intinya adalah bekerja keras Dan bertanggung jawab serta bekerja Sama mengkolaborasikan sumber Daya yang ada,” papar Dadi.
Dadi menambahkan, komunikasi Yang baik juga salah satu kunci dalam Mengambil keputusan yang sulit. Dengan adanya data-data pendukung Dan masukan dari orang-orang terdekat Serta staf, menjadi dasar pengambilan Keputusan yang sulit lebih mudah Diambil.
Sebagai putra daerah yang Lahir dan besar di Pulau Bangka, Dadi Ingin sekali mengembangkan kampung Halamannya, termasuk menjaga Kemantapan jalannya.
“Saya juga sudah mengenal wilayah Ini, sehingga tidak terlalu sulit bagi Saya untuk mengembangkan karena Sudah memahami medan dan sudah Dapat gambaran apa yang menjadi Potensi, permasalahan-permasalahan Yang ada, ini merupakan keuntungan Tersendiri untuk saya,” jelasnya.
Menurutnya, kemantapan jalan Nasional di Provinsi Bangka Belitung Sudah mencapai 98,50 persen dan yang Tertinggi di seluruh Indonesia.
Oleh karenanya ia ingin sekali Mengembangkan sistem jaringan jalan Yang baru di Pulau Bangka maupun Pulau Belitung dengan pembangunan Trans-Bangka dan Trans-Belitung.
“Trans-Bangka dan Trans-Belitung Ini bertujuan untuk pengembangan Wilayah dan membuka daerah-Daerah di pinggiran pulau, serta untuk Meningkatkan potensi wisata baru Yang belum terakses, ini salah satu Harapan dan cita-cita saya,” ungkap Dadi.
Dukungan Sekitar
“Sebagai Kepala Balai, saya harus Bisa mengendalikan semua elemen Termasuk di dalamnya pegawai, Sumber daya manusianya, sumber Daya peralatannya, dan penyedia jasa Yang ada di lingkungan balai,” ujar Dadi.
Salah satu bentuk komunikasi untuk Menjaga keseimbangan dengan staf BPJN Babel dengan diadakannya Kegiatan berkumpul santai bersama Seperti senam pagi setiap hari jumat Dan bermain gate ball serta selalu Memberi motivasi dan semangat Kepada seluruh pegawai untuk berkerja Lebih baik.
Terkait peran keluarga, Dadi Mengatakan bahwa keluarga baik itu Istri ataupun keempat anaknya sangat Mendukung pekerjaannya.
“Saya Jelaskan kepada keluarga, sebagai ASN di Kementerian PUPR saya harus Siap ditempatkan di mana saja dalam Membangun infrastruktur di Indonesia. Yang paling penting adalah bagaimana Menjaga komunikasi dan membagi Waktu dengan keluarga,” jelasnya.
Pria yang hobi bersepeda dan gate Ball ini mengaku selalu berpikir positif, Berolahraga, serta mengatur pola Makan agar tetap sehat dan stamina Terjaga saat kondisi pandemi COVID-19.
“Di zaman pandemi saat ini, kita harus Bisa menjaga kesehatan. Harapan Saya ke depan, negara bisa kembali Pulih seperti semula sehingga kita bisa Beraktifitas secara normal dan bisa Lebih produktif lagi. Meski sekarang Serba terbatas, tapi tak membuat Semangat kita menurun. Tetap Maksimal dalam bekerja,” ujar Dadi.
Pesan Dadi kepada pembaca, agar Bersemangat dan ikhlas bekerja dalam Kondisi apa pun dan permasalahannya, Jadikan ”lelah” kita dalam bekerja Menjadi “lillah”, yaitu nilai ibadah Kepada Allah SWT dengan demikian Semua itu akan mudah serta akan Dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Baca Juga: Sarah Maghfirah, Cita-cita Masa Kecil Membangun Jembatan