JAKARTA, LINTAS – Suatu negara disebut memiliki competitiveness bagus, jika infrastrukturnya bagus, biaya logistiknya lebih rendah, barrier add entry-nya kecil.
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ir. Mohammad Zainal Fatah dalam kuliah umum bertema “Infrastruktur dan Pertumbuhan Ouput (Ekonomi)” pada pembukaan Tahun ajaran baru 2024/2025 Sekolah Tinggi Teknologi Pekerjaan Umum (STT PU), Sabtu (7/9/2024).
Meskipun ada tantangan, kata Zainal, pembangunan infrastruktur harus dilakukan. Sebab, biasanya, satu negara di-ranking berdasarkan competitiveness-nya dan competitiveness diukur dari berbagai hal, salah satunya infrastruktur.
“Daya saing suatu bangsa lebih dominan diukur berdasarkan bagaimana infrastruktur tersedia,” kata Zainal.
Terkait daya saing infrastruktur, pada tahun 2013, Indonesia berada pada posisi ke-61. Namun, pada tahun 2024 posisi Indonesia mengalami peningkatan dengan berada pada peringkat ke-51 atau ke-52.
“Meskipun melakukan pembangunan infrastruktur yang sangat signifikan mulai tahun 2014/2015, ternyata di statistik internasional tidak begitu kentara,” kata Zainal.
Kenyataan ini, harus menjadi pemicu bagi Indonesia terus untuk melakukan pembangunan. Indonesia jangan sampai ketinggalan. Karena negara lain juga berlomba-lomba membangun untuk mencapai posisi yang lebih baik.
Pembangunan infrastruktur perlu dilanjutkan demi kemajuan dan kemakmuran Indonesia. Namun, pembangunan atau pengembangan perlu dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti bagaimana memberi nilai tambah. Juga, pembangunan dilakukan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, dan memperhatikan dampak terhadap lingkungan. (MSH)