Jakarta, Lintas – Raden Ajeng Kartini adalah tokoh pejuang, pelopor kemajuan, dan pendobrak keterbelakangan kaum perempuan. Sosoknya menjadi teladan dalam meraih kedudukan sejajar dengan kaum pria dalam memperoleh hak-hak dan menjalankan kewajibannya. Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Wilayah Nusa Tenggara 1 (BP2P NT 1) Rini Dyah Mawarty, ST, MT, berkesempatan untuk berbincang dengan Lintas mengenai makna Hari Kartini.
“Perempuan harus berpendidikan, walaupun menjadi eseha karier ataupun menjadi ibu rumah tangga. Semua adalah mutlak pilihan setiap perempuan karena pada hakikatnya perempuan tetap akan menjadi ibu, menjadi jantung di rumah, yang membentuk anak-anaknya sebagai generasi penerus bangsa,” ujar Rini.
Menurutnya, dari semangat Kartini yang terasa menggelora hingga sekarang, dapat dikatakan bahwa keinginan perempuan untuk mencapai impian serta kemajuan kaumnya tidak akan sirna oleh terpaan apa pun.
Sehingga, meskipun dalam kondisi esehata sekalipun, perempuan dapat tetap hebat dalam menjalankan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
“Saya yakin sekali, perempuan akan dapat bangkit dan menyelamatkan esehatan dari berbagai dampak penting akibat esehata Covid-19, dimulai dari keluarga, perempuan mayoritas berperan sebagai manajer keluarga, ibu yang mengingatkan agar anggota keluarganya terus mematuhi esehata esehatan dan menjaga kebugaran tubuhnya,” tutur Rini.
Perjalanan karier
Rini Dyah Mawarty, wanita yang memiliki latar belakang pendidikan Magister Teknik Sipil di Universitas Islam Sultan Agung ini mengawali kariernya di Kementerian PUPR pada 1 Maret 1998 sebagai staf sekretariat, kemudian berpindah ke bidang perumahan.
Dia mengakui bahwa proyek infrastruktur yang dibangun oleh PU menjadi inspirasinya untuk bekerja di lingkungan Kementerian PUPR sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu dan rasa ingin terlibat di dalamnya.
Selama berkarier, Rini telah menduduki beberapa posisi penting, di antaranya PPK Rumah Susun dan Rumah Khusus SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi NTB (2018); Kepala Satker SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi NTB (2020); dan kini menjabat sebagai Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Nusa Tenggara 1 (2020-sekarang).
Baginya, proyek paling berkesan yang pernah dikerjakan adalah Rumah Swadaya Homestay dalam mendukung KSPN Mandalika dan Rumah Swadaya Beautifikasi di Koridor Kawasan Sirkuit Mandalika.
“Ini merupakan bantuan rumah swadaya untuk mendukung KSPN Mandalika berupa hunian usaha homestay, konsep pembangunan rumah ini melibatkan swadaya masyarakat, dan ini merupakan tantangan tersendiri dengan menggabungkan ilmu teknik pembangunan rumah serta ilmu sosial pemberdayaan masyarakat,” ungkapnya.
Adapun yang menjadi tantangan dalam membangun infrastruktur di Indonesia adalah sering kali dibangun di lokasi yang jauh dari kota dengan akses yang sulit dijangkau sehingga membutuhkan mental dan fisik yang kuat.
Selain itu, juga bertemu dengan masyarakat pedesaan yang kurang akses informasi merupakan tantangan tersendiri untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat sebagai ASN yang mewakili pemerintah. Karena pendekatan ini menunjukkan bahwa pemerintah ada dan peduli dengan membangun infrastruktur di wilayah mereka.
“Namun demikian, melihat infrastruktur yang telah dibangun dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dapat menumbuhkan rasa senang dan bangga bagi saya pribadi, di mana masyarakat dapat hidup lebih baik dengan menempati rumah yang layak huni,” ujarnya.
Sementara itu, Rini mengungkapkan, bahwa suami dan anak-anak sangat mendukung dan berperan penting dalam perjalanan kariernya selama ini.
“Mereka sudah terbiasa hidup mandiri dan sangat memahami jika saya harus bekerja di luar waktu kerja. Namun demikian, bagi para ibu bekerja berapa pun waktunya, tetap menjadi ibu sepenuh waktu, meski banyak tantangan, para ibu punya hak untuk memilih keduanya, dan menjalani hidup yang seimbang antara bekerja dan menjadi ibu rumah tangga,” katanya.
Di samping itu, untuk menjaga stamina, Rini selalu menyempatkan diri untuk berolahraga walau hanya sekedar joging di area rumah.
“Sebenarnya momen kunjungan lapangan atau lokasi kegiatan juga sebagai refreshing karena melihat lokasi baru. Ini yang juga tetap membuat semangat walau harus bekerja meninggalkan keluarga di luar jam kerja,” katanya.
Sebagai penutup, Rini Dyah Mawarty berpesan agar semangat Kartini dapat terus disematkan dalam hati, terus berani mengejar mimpi dan cita-cita agar dapat mewujudkan ide-ide kreatif demi kemajuan keluarga dan bangsa.
Karena, sejatinya perempuan modern adalah perempuan yang mempunyai semangat juang yang tinggi, kepercayaan diri, dan yakin terhadap kemampuan yang dimiliki.
“Harapan saya bagi para Kartini masa kini, teruslah berkarya, teruslah belajar, teruslah berjuang, karena anak anak bangsa yang berkualitas tercipta dari didikan ibu yang cerdas. Selamat Hari Kartini, kekuatan sejati seorang perempuan bukanlah terletak pada seberapa kuat dia untuk bekerja atau menghasilkan uang, tetapi seberapa mampu dia mengatur waktu antara karier dan keluarganya. Jangan takluk dengan rasa menyerah dan putus asa yang akan menghancurkanmu sendiri,” tutup Rini. (PS-R)
Baca juga: Wida Nurfaida: Meniti Karier dan Mendidik Anak dari Jauh