Kendari – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melaksanakan program Padat Karya Tunai (PKT) yang bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran serta mempertahankan daya beli masyarakat sebagai bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat Pandemi COVID-19. Pada Tahun Anggaran (TA) 2021 Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran Rp 23,24 triliun untuk PKT dengan target dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 1.232.693 tenaga kerja.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, refocusing program TA 2021 salah satunya digunakan untuk program Padat Karya Tunai (PKT) yakni dari semula Rp 12,18 triliun menjadi Rp 23,24 triliun. Hal ini sesuai arahan Presiden Jokowi untuk memperluas anggaran program padat karya dalam rangka mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dampak Pandemi COVID-19.
“Terdapat 20 kegiatan yang diharapkan dapat menyerap 1,23 juta tenaga kerja untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga akan memberikan kontribusi pada program Pemulihan Ekonomi Nasional pasca Pandemi COVID-19,” kata Menteri Basuki.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan, selain PKT yang menjadi program utama untuk mendukung PEN, juga terdapat empat program lainnya yakni dukungan pengembangan pariwisata, ketahanan pangan, dukungan pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, dan Information and Communication Technologies (ICT) dengan nilai total anggaran PEN sekitar Rp71 triliun.
“Dari lima program tersebut yang paling besar adalah PKT dengan anggaran Rp 23,24 triliun dan ketahanan pangan Rp 34,3 triliun, kemudian pengembangan KIT Batang Rp9,83 triliun, dukungan pariwisata Rp3,81 triliun, dan ICT Rp0,24 triliun,” kata Endra dalam Dialog Produktif bertajuk Update Penyerapan Dana PEN Kuartal II yang diselenggarakan secara daring pada Rabu (30/6/2021).
Dikatakan Endra, terdapat 20 kegiatan yang termasuk dalam program PKT Kementerian PUPR dengan tujuan membuka lapangan kerja seluas-luasnya ke berbagai daerah. “Pekerjaan PKT ini untuk konstruksi yang tidak membutuhkan dukungan teknologi dan tidak berisiko tinggi. PKT ini memang diperuntukkan untuk membantu masyarakat yang kehilangan pekerjaan sehingga mengurangi angka pengangguran,” ujarnya.
Endra mengungkapkan, berdasarkan data hingga saat ini progres realisasi PKT sudah sebesar 47,1%. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja sudah sebesar 61%, yakni dari target 1,23 juta orang sudah 755.816 tenaga kerja yang terserap. “Memang kita pacu sesuai dengan perintah Presiden pada saat rapat kabinet dan rapat kabinet terbatas. Karena itu, targetnya harus kita percepat,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke Sulawesi Tenggara, Endra juga meninjau pelaksanaan program padat karya Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di Desa Lamomea Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. Pelaksanaan P3TGAI di daerah tersebut dilaksanakan secara padat karya oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kamba Konda II untuk pembangunan saluran irigasi tersier sepanjang 233 meter dengan anggaran Rp 195 juta.
“PKT P3-TGAI di lokasi ini merupakan salah satu lokasi dari 275 lokasi PKT irigasi di Sultra tahap 1 yang sudah selesai pelaksanannya dan dilanjutkan tahap 2 sebanyak 57 lokasi yang tersebar di 15 kabupaten/kota,” tutur Endra.
Syaiful (38)selaku Ketua P3A Kamba Konda II mengaku sangat terbantu dengan program PKT P3-TGAI terutama dalam menambah jumlah lahan sawah yang bisa diolah. “Kurang lebih 20 hektar yang teraliri, dengan program ini bisa bertambah menjadi 30 hektar, sehingga berpengaruh pada peningkatan produktivitas pertanian,” ujarnya. (PUPR)