Balikpapan – Bendungan Teritip Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersamaan dengan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Teritip Kota Balikpapan pada Desember 2019 lalu saat ini telah efektif memberikan layanan untuk memasok kebutuhan air baku Kota Balikpapan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Kalimantan Timur, Kamis (7/10/2021) meninjau progres pemanfaatan Bendungan Teritip untuk memasok air baku bagi warga Balikpapan.
“Dirawat betul bendungan yang sudah jadi dengan penghijauan ditanami pohon dan dimaksimalkan pemanfaatannya, termasuk untuk kebutuhan air baku,” kata Menteri Basuki.
Untuk itu Menteri Basuki menginstruksikan agar IPA yang sudah ada dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan air baku dari bendungan yang sudah ada. “Diusahakan jangan bangun IPA baru, harus dimaksimalkan dulu pemanfaatannya yang sudah ada,” pesan Menteri Basuki.
Dikatakan Menteri Basuki, bahwa di tengah pandemi COVID-19 penggunaan air meningkat di tengah masyarakat sebagai bagian dari upaya menjalankan protokol kesehatan. “Saat pandemi masyarakat lebih sering mencuci tangan dengan air dan untuk mandi,” ujar Menteri Basuki.
Usai melihat kondisi terkini Bendungan Teritip yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV dengan kapasitas tampung sebesar 2,4 juta m3, Menteri Basuki juga meninjau IPA Teritip Kota Balikpapan yang lokasinya di hilir Bendungan Teritip. Di lokasi IPA Menteri Basuki melihat ruang monitoring 24 jam distribusi air baku dengan kapasitas operasi 150 liter/detik.
“Jika dilihat dari layar monitoring, proses penyaringan air yang berjalan sangat efisien. Dari kapasitas 150 liter/detik, rata-rata yang keluar disalurkan sebesar 140 liter/detik. Ini berarti sedikit sekali air yang dikembalikan dari hasil proses penyaringan/penjernihan,” tutur Menteri Basuki.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kaltim Sandhi Eko Bramono mengatakan, IPA Teritip saat ini terpasang dengan kapasitas 200 liter/derik, dimana saat ini dioperasikan sebesar 150 liter/detik. “Monitoring dilakukan selama 24 jam dibagi dengan pembagian tugas penjaga sebanyak 3 shift masing-masing 8 jam,” ujarnya.
Berdasarkan informasi dari PDAM Kota Balikpapan, saat ini Kota Balikpapan dilayani 78% dari sistem air bersih perpipaan dengan tingkat non revenue water sekitar 29%.
Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Triono Junoasmono, Kepala BBPJN Kalimantan Timur Junaidi, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Harya Muldianto, dan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kaltim Sandhi Eko Bramono. (PUPR)