Infrastruktur Tahan Gempa
“Selain kesiapsiagaan melalui teknologi dan pelatihan, MRT Jakarta juga memastikan infrastruktur yang digunakan tahan terhadap guncangan gempa,” ujarnya.
Menurut Mega, dengan pendekatan desain Operational Design Earthquake (ODE) dan Maximum Design Earthquake (MDE), stasiun dan terowongan MRT dirancang agar tetap aman beroperasi meski terjadi gempa dengan intensitas tertentu.
Tim pemeliharaan MRT Jakarta secara rutin memeriksa kondisi infrastruktur untuk memastikan bahwa semuanya berada dalam kondisi aman dan layak digunakan.
“Di luar upaya menghadapi bencana alam, MRT Jakarta juga berperan sebagai solusi jangka panjang untuk permasalahan kemacetan yang kronis di ibu kota,” tutur Mega.
Mega mengungkapkan setiap tahunnya, kemacetan diperkirakan menyebabkan kerugian hingga Rp 100 triliun, sebagian besar dari potensi kerugian kesehatan akibat polusi dan waktu perjalanan yang terbuang.

“Penggunaan MRT sebagai moda transportasi utama di Jakarta diharapkan mampu mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi, yang merupakan penyumbang utama polusi udara dan gas rumah kaca,” kata dia.
MRT Jakarta, yang dirancang sebagai tulang punggung transportasi umum di ibu kota, terus mendorong integrasi antarmoda dan peningkatan fasilitas di sekitar stasiun agar masyarakat semakin nyaman menggunakan transportasi publik setiap hari.
“Dengan langkah-langkah kesiapsiagaan ini, MRT Jakarta tidak hanya siap menghadapi musim hujan dan potensi bencana yang menyertainya, tetapi juga terus berinovasi untuk menjadi solusi utama bagi masalah transportasi dan lingkungan di Jakarta,” tutur Mega. (CHI)