Sumber informasi tepercaya seputar infrastruktur,
transportasi, dan berita aktual lainnya.
14 February 2025
Home Berita Kawasan Mrican di Sleman Kini Jadi Permukiman Sehat, Aman, dan Layak Huni 

Kawasan Mrican di Sleman Kini Jadi Permukiman Sehat, Aman, dan Layak Huni 

Share

JAKARTA, LINTAS — Kementerian PUPR melalui Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berhasil mengubah wajah kumuh Mrican menjadi permukiman yang sehat, aman, dan layak huni melalui Program Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Mrican Kabupaten Sleman dengan anggaran sebesar Rp 29,29 miliar. 

Kawasan Mrican di Kabupaten Sleman, Provinsi DIY menjadi salah satu prioritas penanganan kumuh oleh Kementerian PUPR. Direktorat Jenderal Cipta Karya pada 2023 melakukan penanganan kawasan kumuh seluas  21,16 hektar di Mrican yang awalnya merupakan deretan permukiman padat dengan gang sempit di tepi Sungai Gajahwong.  

Kawasan Mrican yang dulu kumuh kini menjadi tempat bermain bagi anak-anak. | Dok. Kementerian PUPR

Kolaborasi

Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan, “Permasalahan aspek lingkungan seperti ketidakteraturan bangunan, sistem drainase yang tidak baik, sanitasi yang tidak memadai, kerentanan terhadap kebakaran hingga risiko banjir membuat kita mempunyai tugas untuk berkolaborasi penuntasan kumuh.” 

Baca Juga: Melihat Taman Langsat, Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Selatan

Kolaborasi dilakukan bersama Pemerintah Kabupaten Sleman melalui penataan bangunan menjadi lebih teratur, sementara Kementerian PUPR meningkatkan infrastruktur dengan membangun talud sungai, jalan inspeksi dan lingkungan, drainase, jembatan, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal, Tempat Pengolahan Sampah dengan Konsep 3R (TPS3R), proteksi kebakaran, street furniture, urban farming, micro library, pos pantau banjir, dan ruang terbuka publik. 

Taman ramah anak di kawasan Mrican, Sleman, DIY. | Dok. Kementerian PUPR

“Salah satu nilai baik dari penataan ini, yaitu prinsip 3M (mundur, munggah, madhep kali) yang menjadikan bangunan di bantaran sungai menghadap ke sungai (waterfront), dan mengedepankan pendekatan tradisional kontemporer, yang menggabungkan elemen-elemen modern dengan sentuhan kearifan lokal,” kata Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman, Wahyu Kusumosusanto.  

Harapannya, perubahan ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Mrican, tetapi juga menjadi inspirasi dan model bagi daerah-daerah lain dalam upaya revitalisasi permukiman kumuh di seluruh Indonesia. (HRZ) 

Baca Juga: Tamansuruh, Desa Osing yang Menjadi Agrowisata Andalan Banyuwangi

Oleh:

Share

Leave a Comment

Majalah Lintas Official Logo
Majalahlintas.com adalah media online yang menyediakan informasi tepercaya seputar dunia infrastruktur, transportasi, dan berita aktual lainnya, diterbitkan oleh PT Lintas Media Infrastruktur.
Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.