Jakarta – Kapal tol laut membantu upaya pemerintah untuk memeratakan harga minyak goreng kemasan di masyarakat.
Adapun proses distribusi itu menggunakan kapal tol laut KM. Kendhaga Nusantara 12 dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menuju tiga wilayah yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku dan Papua.
“Tol laut terus memberikan perannya. Kami bersama Menteri Perdagangan bisa mendistribusikan minyak goreng ke Indonesia bagian Timur dengan harga yang terjangkau,” papar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangannya dikutip Rabu (17/8/2022).
Pengiriman minyak goreng dilakukan Kamis (11/8/2022). Pekan ini seharusnya minyak goreng itu akan sampai ke tempat tujuan.
Jumlah minyak goreng yang didistribusikan mencapai 1,3 juta liter atau seberat 1.200 ton.
Ia lantas mengapresiasi langkah Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk terus mendorong keberagaman harga minyak goreng di seluruh wilayah Tanah Air.
“(Kemendag) telah menginisiasi dan mendukung upaya menstabilkan harga minyak goreng,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan alasan menggunakan kapal tol laut untuk mengirimkan minyak goreng.
“Kita menggunakan tol laut sehingga biaya transportasi lebih ringan. Sehingga di daerah timur Indonesia bisa menikmati minyak kemasan sederhana seharga Rp 14.000 per liter,” tutur dia.
Diketahui, harga minyak goreng di wilayah Tanah Air belum sepenuhnya stabil.
Di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi di sebagian tempat harganya Rp 14.000 per liter, sedangkan beberapa wilayah lain sudah mencapai Rp 13.500 per liter.
Pendistribusian minyak goreng ini merupakan Program Gerai Maritim yang bersinergi dengan Program Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang di laut.
Pengiriman berfokus ke wilayah terpencil, tertinggal dan terluar (3TP) yang menjadi sinergi Kemendag, Kemenhub dan BUMN bernama ID Food, pemasok minyak goreng kemasan MinyaKita, dan PT Bina Karya BPK sebagai produsennya.
Upaya mengirimkan pasokan minyak goreng ke berbagai wilayah dilakukan untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan harga.
Sejak akhir tahun 2021, pasar Indonesia sempat mengalami kelangkaan minyak goreng dan melonjaknya harga.
Delapan bulan berlalu, pemerintah masih terus berupaya untuk melakukan penyeragaman harga. Sebab minyak goreng menjadi salah satu kebutuhan utama rumah tangga masyarakat. (*)
Baca juga: Kemenhub Bahas 4 Proyek Strategis Indonesia dengan Pemerintah dan Pihak Swasta di Jepang