Bogor, Lintas ― Penanganan Jembatan Cikereteg pasca-longsor memasuki tahap pemasangan girder. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta-Jawa Barat saat ini sedang menyelesaikan jembatan di sisi kanan dari arah Bogor.
Kepala BBPJN Brawijaya, kepada Majalah Lintas, Selasa (4/7/2023), mengatakan, girder yang terpasang tersebut bisa dilalui masyarakat mulai 15 Juli 2003.
”Jembatan Cikereteg terdiri dari dua jembatan, sisi kanan dan kiri. Saat ini, kami sedang penyelesaian satu sisi jembatan sebelah kanan kalau dari arah Bogor, di mana sudah terangkat 3 girder dari 4 girder. Tanggal 15 Juli ini jembatan sisi kanan akan dapat difungsikan,” demikian Brawijaya lewat percakapan Whatsapp.
Selama pemasangan girder ini, kata Brawijaya, lalu lintas sedikit terganggu. “Jembatan balley yang sudah disediakan sementara dikhususkan untuk sepeda motor saja. Namun, saat pekerjaan pemasangan girder ditutup,” ujarnya.
Brawijaya mengaku selama pemasangan girder, pihaknya sempat disibukkan dengan longsor susulan.
Diberitakan sebelumnya, Jembatan Cikereteg di Jalan Raya Bogor-Sukabumi, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, ambles pada Senin (27/2/2023).
Baca Juga: Setelah Ambles, Jembatan Cikereteg Segera Dibangun Permanen
Untuk kondisi darurat, di jembatan tersebut dipasang jembatan darurat Bailey sepanjang 69 meter. Lalu lintas diatur satu arah dengan sistem buka-tutup.

Penelusuran Majalah Lintas, pihak Kepolisian Resor Bogor menginformasikan penutupan jembatan balley Cikereteg lewat akun Twitter resmi TMC Polres Bogor.
”Jembatan Bailey Cikereteg akan ditutup untuk semua jenis kendaraan selama 8 hari dari mulai tanggal 9 Juni s/d 16 Juni 2023 karena akan dilakukan pemasangan alat launcher grider jembatan yang merupakan bagian dari percepatan penanganan Longsor Cikereteg.”
Jangan Lengah
Ditanya harapannya dalam penangangan Jembatan Cikereteg, Brawijaya mengingatkan agar tetap menerapkan prinsip kehati-hatian.
“Prinsip kehati-hatian harus diutamakan, termasuk prinsip K4 yang antara lain keamanan dan keselamatan. Dengan desakan untuk segera dibuka, agar jangan lengah. Apalagi dengan bentangan balok beton yang sangat panjang, yaitu 50,8 meter. Harus hati-hati dengan goyangan, termasuk angin dari arah lateral,” kata Brawijaya.
Begitu juga dengan penggunaan stiffener (pengaku) dan lifting frame harus dipasang dan dibongkar dengan hati-hati. “Cek sling setiap sebelum diangkat. Adapun untuk bekas longsoran agar dimonitor dan dilakukan penanganan sementara yang aman,” pungkas Brawijaya. (HRZ)