PUTUSSIBAU, LINTAS — Jembatan Gantung Kareho di Kalimantan Barat mewujudkan kebijakan Presiden Joko Widodo “Membangun dari Pinggiran” demi memenuhi keadilan sosial.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan Jembatan Gantung Kareho merupakan bantuan Pemerintah Pusat sebagai infrastruktur berbasis masyarakat yang dapat langsung dirasakan manfaatnya.
Pembangunan Jembatan Gantung Sepan Kareho juga menjadi jawaban nyata atas aspirasi Ketua Komisi V DPR RI Lasarus setelah kunjungan kerja pada 2021 lalu.
Jembatan ini diresmikan Menteri Basuki Hadimuljono bersama Lasarus dan Bupati Kapuas Hulu Fransiscus Diaan di Desa Kareho Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Minggu (3/8/2023).
Baca juga: Jembatan Gantung Cialam Jaya, Penghubung Daerah Terisolasi di Konawe Selatan
“Kami berharap dari Kementerian PUPR, jembatan gantung ini dapat melayani masyarakat di Desa Kareho dan berfungsi dengan baik untuk menyeberangi Sungai Kapuas menuju jalan nasional yang sedang dibangun,” kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis.
“Saya berpesan agar jembatan gantung ini dapat dipelihara dengan baik,” lanjut Menteri Basuki.
Mengangkut Orang Sakit dan Ibu Hamil
Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mengucapkan terima kasih atas tindak lanjut aspirasi DPR untuk membantu warga mengakses jalan warga pedalaman di Kalimantan Barat.
“Dulu sebelum ada jembatan gantung ini, masyarakat harus menggunakan sungai sehingga lama sekali, bisa berjam-jam. Sekarang sudah bisa menggunakan sepeda motor dengan biaya yang juga lebih murah. Sangat bermanfaat untuk mengangkut orang sakit dan ibu hamil,” kata Lasarus.
Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Handiyana mengatakan, pembangunan Jembatan Gantung Kareho dimulai sejak Juli 2022 dan selesai pada Desember 2022.
“Saat ini sudah beroperasi dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyeberang ke jalan nasional yang terhubung ke Kota Putussibau. Sebelumnya masyarakat Desa Kareho harus menggunakan jalur sungai untuk menuju Kota Putussibau,” kata Handiyana.
Nilai kontrak pembangunan jembatan gantung sepanjang 120 meter dengan lebar 1,8 m tersebut sebesar Rp13,65 miliar.
Pembangunannya dilaksanakan kontraktor lokal CV Asri Karya dan konsultan pengawas PT Jakarta Rencana Selaras-PT Kartika Taruna Bumi, KSO.
Kepala Desa Kareho Dusun Sepan Kecamatan Putussibau Selatan Tahai mengatakan, warga desa sangat terbantu dengan kehadiran jembatan gantung tersebut untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
“Termasuk untuk mengangkut hasil perkebunan ke Kota Putussibau yang sebelumnya harus melewati Sungai Kapuas dengan biaya bahan bakar perahu sekitar Rp2 juta. Saat ini dengan jalur darat menjadi hanya sekitar Rp300 ribu,” tuturnya. (EDW)
Baca Juga: Pemerintah Kebut Pembangunan 89 Jembatan Gantung, Terbanyak di Bali dan Jawa Timur