Jakarta – Masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) akan memiliki satu lagi bendungan untuk menjamin ketersediaan air. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun Bendungan Tiu Suntuk di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.
“Kunci pembangunan di NTB adalah ketersediaan air. Dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam,” papar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Senin (29/8/2022).
Ia memaparkan, bendungan itu akan memiliki kapasitas tampung 55,90 meter kubik dan luas genangan 312,09 hektar.
Nantinya Bendungan Tiu Suntuk dipersiapkan untuk memberi suplai air baku sebesar 68 liter per detik dan menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 1.900 hektar.
Air itu akan mensuplai dua wilayah yakni kecamatan Taliwang dan Brang Ene.
“Kedua kecamatan tersebut dinilai memiliki lahan pertanian yang cukup luas, namun sebagian besar lahannya sudah mengalami penurunan kinerja karena kekurangan suplai air,” ucap dia.
Tak hanya kebutuhan air baku, lanjut Basuki, bendungan ini dapat digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 0,81 MW, dan mereduksi banjir 390 meter kubik per detik.
“Khususnya di kecamatan Taliwang yang merupakan daerah rawan banjir, serta potensi sebagai tempat konservasi, tempat pariwisata, dan perikanan darat,” imbuhnya.
Diketahui, proyek Bendungan Tiu Suntuk NTB berlangsung sejak Februari 2020 dan memakan biaya Rp 1,277 miliar. Pembangunannya ditargetkan pungkas pada akhir tahun 2023.
Ada dua paket pekerjaan dalam pembangunan tersebut, Paket I dilaksanakan oleh PT Nindya Karya dan PT Bahagia Bangun Nusa (KSO). Sementara Paket II digarap oleh PT PP-Marfri (KSO).
Bendungan Tiu Suntuk merupakan salah satu bendungan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) di NTB. Adapun lima bendungan lainnya adalah Bendungan Tanju, Mila, Maninting, Bano, serta Beringin Sila.
Masifnya pembangunan bendungan di Tanah Air dilakukan untuk membantu terwujudnya swasembada pangan di tahun 2045.
Presiden Joko Widodo ingin terjaminnya suplai air bisa meningkatkan produktivitas pertanian sehingga kebutuhan pangan masyarakat bisa terpenuhi tanpa membutuhkan suplai dari luar negeri.
Tak hanya menjamin kebutuhan air dan energi listrik, bendungan diharapkan dapat menjadi sarana rekreasi baru. Dampaknya, ekonomi warga sekitar turut meningkat dengan kehadiran berbagai bendungan baru. (*)
Baca juga: Pembangunan Bendungan Margatiga Lampung Mendekati Tahap Akhir