Karanganyar, Lintas – Bendungan serbaguna Jlantah di Karanganyar, Jawa Tengah, akan rampung di akhir 2023, bisa digunakan untuk mengurangi banjir, pembangkit listrik dan pariwisata.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan penyelesaian pembangunan 13 bendungan pada tahun 2023 ini.
Ke-13 bendungan itu yakni Cipanas, Karian, Sepaku Semoi, Keureuto, Rukoh, Jlantah, Tiu Suntuk, Lausimeme, Sidan, Leuwikeris, Temef, Pamukkulu, dan Ameroro.
Untuk bendungan Jlantah diperkirakan akan rampung pada akhir tahun 2023.
“Target untuk dapat diselesaikan pada akhir tahun 2023, mudah-mudahan dapat tercapai,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan yang didapat MajalahLintas.
Bendungan Jlantah memiliki kapasitas tampung 10,97 m3 yang bersumber dari aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru.
Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 70 m (dari dasar sungai), panjang puncak 404 m, lebar puncak 12 m, dan elevasi puncak bendungan +690 meter.
Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Adenan Rasyid mengatakan, bendungan ini dibangun sejak Juli 2019 oleh PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp965 miliar.
“Saat ini progresnya sudah sekitar 65%. Nantinya bendungan Jlantah akan mengairi 1.494 ha area persawahan di kawasan Jatipuro dan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar,” jelas Adenan.
Bendungan Jlantah termasuk serbaguna, karena selain sebagai sumber irigasi, juga sumber air baku dengan kapasitas sebesar 150 liter/detik.
Bendungan ini juga dapat mereduksi banjir sebesar 51,26 persen atau 70,33 m3/detik untuk Q50.
“Kehadiran bendungan ini juga akan memberi manfaat untuk potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 mega watt (MW). Serta untuk konservasi dan pariwisata di Kabupaten Karanganyar,” tutup Adenan.
Target 61 Bendungan
Pembangunan bendungan terus dilakukan Kementerian PUPR sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Menteri Basuki menyebut, pada periode 2015-2025, Kementerian PUPR menargetkan penyelesaian pembangunan 61 bendungan.
Hal ini digunakan untuk meningkatkan suplai air irigasi premium dari 10,6 persen menjadi 19,3 persen.
“Pada tahun 2015 sampai dengan Februari 2023 telah diselesaikan pembangunan 36 bendungan baru, yang menambah daerah irigasi produktif seluas 234.741 ha sebagai bagian dari peningkatan luasan jaringan irigasi 1,12 juta ha, dan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3,84 juta ha,” tutur Menteri Basuki. (EDW)