Keceriaan tergambar pada wajah anak-anak yang sadar difoto. Mereka senang permukiman mereka akhirnya selesai dibangun oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR pascabencana abrasi yang terjadi pada 15 Juni 2022 pukul 14.00–15.00 Wita.
Tak tergambarkan betapa kesedihan warga yang terdampak akibat bencana datang dan menyebabkan 34 unit rumah hilang, 11 unit rumah rusak berat, 64 unit rumah dalam kondisi kritis, satu jembatan runtuh, 405 meter jalan ambles serta kerusakan sebagian fasilitas wisata, air minum, dan fasilitas umum lainnya.
Akan tetapi, kesedihan itu sudah dilupakan oleh warga yang tinggal di Pantai Amurang setelah Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Gorontalo membangun 114 unit rumah tahan bencana tipe 36 yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana umum. Lokasi permukiman tersebut kini jauh dari ancaman abrasi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana dilakukan dengan tidak hanya membangun kembali permukiman yang rusak, tetapi sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.
“Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana. Tetapi, membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” kata Basuki.
Pembangunan kembali permukiman warga terdampak bencana di Pantai Amurang adalah bukti kehadiran pemerintah terhadap warganya.
Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti menegaskan hal itu. “Tujuan utama dari pekerjaan pembangunan pascabencana ini adalah untuk mendukung pemulihan dan mengembalikan fungsi infrastruktur sosial dan ekonomi masyarakat yang terdampak bencana abrasi pantai di Amurang,” ujarnya.
Diana berharap, dengan luas cakupan sekitar 3,5 hektar, penanganan bencana ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat setempat, memperbaiki kondisi lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Seperti diketahui, pembangunan infrastruktur pendukung kawasan permukiman di Amurang dimulai pada Juni 2023 dan selesai di akhir Desember 2023 dengan anggaran sebesar Rp 11,81 miliar. Pembangunannya mencakup jalan dan sistem drainase, fasilitas umum seperti balai desa dan posyandu, tempat pembuangan sementara (TPS).
Tidak hanya itu, selain penghijauan, warga terutama anak-anak kini memiliki fasilitas rekreasi dan olahraga, seperti taman bermain dan lapangan voli, serta pembangunan dinding penahan tanah untuk mencegah longsor.
Warga di permukiman Amurang ini juga tidak lagi kesulitan mendapatkan pasokan air bersih. Sebab, BPPW, seperti disampaikan Kepala BPPW Gorontalo Nurdiana Habibie, telah melakukan pengeboran sumur dan membuat jaringan dari intake ke reservoir. Kini air mengalir dengan deras di rumah-rumah warga.
“Dilakukan juga instalasi mekanikal, elektrikal, dan plumbing (MEP) untuk mendukung infrastruktur bangunan,” tambah Nurdiana.
Warga di permukiman Amurang kini bersyukur mereka tidak lagi waswas akan ancaman gelombang laut. Akan tetapi, mereka tetap harus berjuang untuk bisa terus bekerja dan ekonomi mereka bisa bergerak dengan harapan anak-anak kecil yang kini bebas bermain bisa disiapkan untuk menjadi pemimpin bangsa ini lewat pendidikan yang baik. (*/HRZ)
Baca Juga: Tahap I Rampung, Penataan KSPN Kampung Seni Borobudur Dimulai
