Home Berita Air PAM Mati, Kampung Bali Krisis Air Bersih

Air PAM Mati, Kampung Bali Krisis Air Bersih

Share

JAKARTA, LINTAS – Sudah empat hari air PAM di wilayah Warga Kampung Bali, Kelurahan Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat mati total. Warga Kampung Bali tengah menghadapi krisis air bersih yang serius sehingga memaksa warga untuk mencari air bersih dari berbagai sumber alternatif.

Warga rela mengantri untuk mendapatkan air bersih dengan cara memanfaatkan air tanah atau sumur milik tetangganya bahkan sebagian warga justru membeli air mineral yang memberi dengan biaya yang tidak sedikit.

Eva, Warga Kampung Bali saat mengambil Air Tanah dari tetangganya. Dok. Warta Kota

Eva, salah satu warga setempat, mengungkapkan bahwa ia harus mengisi 3-6 galon air setiap hari untuk kebutuhan keluarganya yang berjumlah enam orang. Air tersebut diperoleh dari rumah-rumah yang menggunakan air tanah dan tempat-tempat ibadah.

“Ini sudah hampir lima hari tidak hidup sama sekali, jadi kami mengambil air dari tetangga yang menggunakan air tanah,” kata Eva.

Krisis ini sangat mempengaruhi perekonomian lokal karena mengganggu aktivitas sehari-hari warga. Banyak warga yang terpaksa tidak berjualan karena kesulitan mendapatkan air bersih. Warga berharap kepada pemerintah dan pihak terkait khususnya segera kembali mengalirkan air bersih tersebut

Mengapa PAM Mati?

Melansir dari akun instagram resmi @pamjaya_dki, diketahui jika penyebab mati air tersebut dikarenakan adanya kebocoran pipa.

“Terjadi kebocoran pipa air baku milik Perum Jasa Tirta di Jalan Satrio, Jakarta Selatan yang berdampak gangguan suplai air ke pelanggan PAM JAYA,” tulis keterangan akun instagram @pamjaya_dki dikutip Kamis (29/8/2024).

PAM Jaya juga memetakan ada sekira 84 kelurahan di DKI Jakarta yang terkena imbas kebocoran tersebut.

“Menindaklanjuti hal tersebut akan dilakukan pekerjaan perbaikan pipa, pada Jum’at, 23 Agustus 2024 pukul 14.00 WIB sampai dengan 30 Agustus 2024 pukul 23.59 WIB,” sambung tulisan tersebut.

Kapan Bendungan Karian Berfungsi?

Bendungan Karian menjadi salah satu dari 65 bendungan yang dibangun oleh Kementerian PUPR pada periode 2015-2019 untuk mewujudkan Nawacita terutama mewujudkan kedaulatan pangan dan ketahanan air.

Bendungan Karian yang berlokasi di Kabupaten Lebak, Banten. Dok. Sekretariat Kabinet

Keberadaan bendungan ini berpotensi sebagai tujuan wisata air di Kabupaten Lebak serta pembangkit energi Listrik sebesar 1,8 megawatt bagi 10.000 kepala keluarga yang berada di 40 desa atau 4 kecamatan di sekitar bendungan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH). Oleh karena itu, Bendungan Karian akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan pendapatan asli daerah dengan menumbukan para pelaku usaha di sekitar bendungan dengan membuka usaha jasa seperti transportasi, penginapan, kuliner, kerajinan, dan lain sebagainya.

Bendungan Karian, yang diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk masalah air di Jakarta, dijadwalkan akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2024. Bendungan ini diharapkan dapat meningkatkan suplai air bersih ke wilayah Jakarta dan sekitarnya, sehingga dapat mengurangi risiko krisis air di masa mendatang. Dengan adanya krisis air ini, diharapkan pemerintah dan pihak terkait dapat segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini dan memastikan suplai air bersih yang stabil bagi warga Jakarta Barat. (ALF)

Share

Leave a Comment

Majalah Lintas Official Logo
Majalahlintas.com adalah media online yang menyediakan informasi tepercaya seputar dunia infrastruktur, transportasi, dan berita aktual lainnya, diterbitkan oleh PT Lintas Media Infrastruktur.
Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.