JAKARTA, LINTAS – Rencana besar penataan kawasan Stasiun Manggarai kini semakin mendekati kenyataan. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, mengungkapkan bahwa kementeriannya akan bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk merancang program penataan kawasan permukiman di sekitar stasiun ini.
Langkah ini bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan lahan negara yang ada, sekaligus mendukung Program Tiga Juta Rumah yang dicanangkan pemerintah.
Kawasan Stasiun Manggarai, yang terletak di pusat kota Jakarta, menjadi lokasi strategis bagi pengembangan hunian vertikal yang dapat mengatasi permasalahan kepadatan penduduk di wilayah urban.
Dalam kunjungannya pada Rabu (27/11/2024), Menteri PKP Maruarar Sirait menegaskan pentingnya perencanaan yang matang untuk menjadikan kawasan ini sebagai pusat pemukiman yang layak bagi masyarakat.
“Kami berharap PT KAI bisa segera melakukan survei dan pendataan terkait hunian di sekitar kawasan Stasiun Manggarai. Lahan negara yang ada di sini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi lokasi hunian rakyat,” ujar Menteri Maruarar.
Hunian Rakyat
Stasiun Manggarai, sebagai salah satu titik transportasi penting di Jakarta, memiliki akses yang sangat baik, baik untuk transportasi kereta api maupun moda transportasi lainnya.
Hal ini menjadikan kawasan tersebut sangat ideal untuk pengembangan hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD), sebuah konsep pengembangan kawasan yang mengintegrasikan hunian dengan sistem transportasi publik.
Melalui konsep TOD, diharapkan masyarakat dapat tinggal dekat dengan fasilitas transportasi umum, sehingga memudahkan mobilitas mereka dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
Penataan kawasan sekitar Stasiun Manggarai diharapkan dapat menyediakan hunian yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga mempermudah akses transportasi bagi penghuni.
“Pengembangan TOD di kawasan ini akan menjadi solusi bagi kebutuhan rumah yang terjangkau di Jakarta, sambil mendukung kemudahan akses transportasi bagi masyarakat,” kata Menteri BUMN, Erick Thohir, yang turut hadir dalam kunjungan tersebut.
PT KAI dan Perum Perumnas
PT KAI, yang memiliki aset lahan negara di sekitar Stasiun Manggarai, sudah memulai upaya serupa di berbagai lokasi lainnya melalui kerja sama dengan Perum Perumnas.
Di sejumlah titik stasiun, PT KAI dan Perumnas telah membangun hunian berbasis TOD, seperti yang terlihat di Semesta Mahata Serpong, Semesta Mahata Margonda, dan Semesta Mahata Tanjung Barat. Proyek serupa juga direncanakan untuk dikembangkan di beberapa stasiun lainnya.
Namun, kawasan Stasiun Manggarai memiliki keunikan tersendiri. Selain lokasinya yang sangat strategis, kawasan ini juga merupakan salah satu titik paling sibuk di Jakarta, dengan lalu lintas kereta api yang padat.
Oleh karena itu, penataan kawasan ini diharapkan tidak hanya memperhatikan pembangunan hunian, tetapi juga infrastruktur yang mendukung kenyamanan masyarakat.
Tak hanya kawasan Manggarai, PT KAI juga tengah menyiapkan lahan-lahan prioritas untuk pengembangan hunian berbasis TOD di berbagai kota besar.
Sebanyak lima lokasi prioritas yang mencakup area seluas 17 hektare tengah disiapkan, antara lain di Stasiun Purwosari dan Solo Balapan di Kota Solo, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Cicayur di BSD Tangerang, dan Stasiun Sudimara di Bintaro, Tangerang.
Pengembangan kawasan hunian vertikal di sekitar stasiun-stasiun ini akan memperkuat konsep TOD yang sedang digalakkan, yang dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dengan adanya hunian yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal, diharapkan mobilitas masyarakat akan semakin efisien dan ramah lingkungan. (GIT)
Baca Juga: Otorita IKN dan ADB Perkuat Sinergi Percepatan Pembangunan Ibu Kota Nusantara