Lintas – Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa dapat ditelusuri sejak abad ke-5. Tak heran, Pelabuhan Sunda Kelapa termasuk salah satu pelabuhan tertua di Indonesia. Seperti apa sejarahnya?
Melansir laman https://nationalgeographic.grid.id, sejatinya, Pelabuhan Sunda Kelapa sudah ada sejak abad ke-5. Saat itu, Pelabuhan Sunda Kelapa berada di bawah kepemilikan Kerajaan Tarumanegara. Pada abad ke-12, kepemilikan Pelabuhan ini beralih ke Kerajaan Sunda.
Cikal bakal Kota Jakarta
Sejak dikuasai oleh Kerajaan Sunda, Pelabuhan Sunda Kelapa berkembang menjadi salah satu pelabuhan penting yang ada di Pulau Jawa, mengingat lokasinya yang cukup strategis.
Tak hanya lokal, para pedagang yang datang ke Pelabuhan Sunda Kelapa juga berasal dari belahan dunia lain, seperti Arab, Tiongkok, India, Inggris, dan Portugal. Pada 22 Juni 1527, pasukan gabungan Kesultanan Demak-Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah menguasai Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa pun berganti menjadi Jayakarta. Tanggal 22 Juni 1527 merupakan peristiwa bersejarah penting karena kemudian diperingati sebagai ulang tahun Kota Jakarta hingga saat ini.
Pada tahun 1596, Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman tiba pertama kali di Pelabuhan Sunda Kelapa. Tujuan utama mereka adalah mencari rempah-rempah. Pada tahun 1610, Belanda membuat perjanjian dengan Pangeran Jayawikarta atau Wijayakarta, penguasa Jayakarta saat itu. Perjanjian tersebut seputar perdagangan rempah-rempah.
Setelah perjanjian itu, Belanda mendapat keuntungan yang besar dari perdagangan rempah-rempah. Silau dengan keuntungan yang pesat, Belanda melakukan ekspansi di Jayakarta. Kemudian, Belanda mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Belanda juga memperluas Pelabuhan Sunda Kelapa. Singkatnya, Belanda menguasai Pelabuhan Sunda Kelapa. Sejumlah sejarawan menilai, titik tolak diambil alihnya Sunda Kelapa merupakan awal mula sejarah kolonialisme Belanda di Indonesia.
Mulai tergantikan
Memasuki abad ke-19, Pelabuhan Sunda Kelapa mulai sepi akibat pendangkalan air di daerah sekitar pelabuhan. Pendangkalan ini menyulitkan kapal untuk berlabuh. Belanda selanjutnya mencari tempat baru sebagai pelabuhan. Pilihan Belanda jatuh kepada kawasan Tanjung Priok. Lambat laun, Tanjung Priok berkembang menjadi pelabuhan terbesar se-Indonesia. Peran Pelabuhan Sunda Kelapa pun tergantikan dengan berkembangnya Pelabuhan Tanjung Priok.
Pelabuhan Sunda Kelapa masih digunakan untuk berbagai aktivitas meski tidak seramai dulu. Dengan sejarah panjang, kini Pelabuhan Sunda Kelapa juga dialihfungsikan menjadi situs sejarah. Di sekitar Pelabuhan ini juga terdapat beberapa museum, seperti Museum Bahari, Museum Fatahillah, Museum Wayang dan lain sebagainya.
Pelabuhan Sunda Kelapa kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Berdasarkan laman https://indonesia.go.id, pelabuhan ini sempat berganti nama beberapa kali. Tapi, merujuk SK Gubernur DKI Jakarta tanggal 6 Maret 1974 nama Sunda Kelapa ditetapkan sebagai nama resmi sampai sekarang. (SA)
Baca juga:
Ini 7 Museum untuk Wisata Sejarah Kepahlawanan di Indonesia
Sejarah Tugu Pahlawan Surabaya