Pontianak, Lintas – Perkembangan infrastruktur memberikan dampak yang signifikan dengan pendekatan Pemerintah yang mengusung Nawacita ketiga, membangun Indonesia dari pinggiran menjadi penegasan bahwa sudah saatnya wilayah perbatasan diperhatikan secara serius demi peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Perbatasan.
Potensi dari segi sumber daya alam sangat menjanjikan di kawasan perbatasan Indonesia baik perbatasan darat maupun laut. Di darat, Pemerintah terus berupaya menggenjot produksi pangan sehingga ke depannya diharapkan kawasan perbatasan selain bisa swasembada pangan juga dapat mengekspor produk-produk pangan ke negara tetangga yang berbatasan dengannya maupun negara-negara lainnya. Sedangkan di laut, ekspor perikanan dari kawasan perbatasan terus mengalami peningkatan.
Pemerintah membentuk Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) sesuai Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang BNPP. Tujuan pembentukan lembaga ini dimaksudkan agar kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI mantap, serta bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan melalui pendekatan keamanan dan kesejahteraan yang seimbang demikian yang disampaikan kepala pos lintas batas negara (PLBN) Entikong Viktorius Dunand, Kamis, (8/9/2022).
Banyak perkembangan terutama dari sisi infrastruktur yang sudah dibangun kementerian PUPR baik infrastruktur jalan, jembatan maupun infrastruktur bangunan yang sudah banyak memberikan dampak yang signifikan terutama untuk masyarakat perbatasan khususnya yang melakukan aktifitas perekonomian di perbatasan khususnya di perbatasan Entikong.
PLBN Entikong seluas 8 hektar dan luas bangunan 19.493 meter persegi yang mencakup kantor bea cukai, karantina, imigrasi, kesehatan dan keamanan. Di samping itu, PLBN Entikong juga dilengkapi dengan sarana perdagangan seperti pasar tradisional yang dikelola secara modern.

Kunjungan tim PJN III Provinsi Kalimantan Barat dan tim lintas di PLBN Entikong
“Satu lagi, kita ada namanya zona penunjang yang dibangun dan sudah diserahkan juga oleh Kementerian PUPR, disitu ada pasar modern, pasar tradisional, tempat ibadah, terminal mini termasuk Mess pegawai wisma Indonesia dan ini sangat bermanfaat sekali untuk bertugas”, tambah Viktor.
Lanjut Viktor, dua tahun kita dilanda pandemi Covid 19 praktis kita hanya melayani warga negara kita yang kembali dari Malaysia. Pada bulan Mei 2022 PLBN Entikong sudah beraktifitas seperti biasa kembali, sekarang hampir tiap hari sejak bulan Mei 2022, catatan kami sudah terjadi peningkatan eksport kembali melalui PLBN Entikong perdagangan lintas batas.
“Yang kita eksport lebih banyak dari hasil pertanian dan perkebunan. Untuk hasil perkebunan warga perbatasan yaitu lada, durian, petai, jengkol, singkong, wortel dan ubi-ubian lainnya. Namun salah satu yang menjadi kekurangan kita belum adanya pabrik pengolahan untuk membuat bahan-bahan ini bisa lebih bernilai lagi. Kedepannya harapan kita kalau bisa nanti bisa dapat diolah dulu disini,” ungkap Viktor.
Prioritas kerja masyarakat di sini khususnya warga perbatasan Entikong sekitar 80% memang melakukan kerja di bidang usaha berjualan diantaranya kuliner dan menjual produk-produk textile pakaian.
Malaysia sebagai negara tetangga yang paling banyak melakukan transaksi perdagangan dengan masyarakat di Entikong sangat tertarik dengan budaya Batik dari Indonesia. Entikong bisa menjadi pintu masuk resmi ekspor-impor antara kedua negara.

Kepala Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Viktorius Dunand.
“Saya sampaikan ke masyarakat yang berjualan di situ, Malaysia ini senang dengan batik kita lho, batik Indonesia. Kalau untuk pakaian yang lain kurang seperti kaos-kaos mereka kurang berminat, negara Malaysia tertarik dengan batik”, kata Viktor.
Lanjut Viktor, 17 agustus kemarin kita mengadakan upacara dan event di kawasan pasar modern itu. Kita juga mengundang tetangga kita di Malaysia untuk melihat langsung kondisi PLBN, kondisi pasar Modern termasuk wisma atau tempat penginapan yang ada disini.
“Mereka sangat terkejut dan tertarik terutama petugas-petugas imigrasi, bea cukai karantinanya Malaysia melihat kemajuan pembangunan PLBN Entikong”, ungkap Viktor.
Perkembangan masyarakat sejak Mei 2022 lalu luar biasa, untuk sekarang pergerakan di PLBN sudah mendekati normal. Kalau dulu normal rata-rata 1.000 pergerakan orang yang berangkat maupun yang kembali. Untuk sekarang antara 700-800 orang per hari yang berangkat maupun yang kembali.
“Jadi masyarakat perbatasan yang dulu biasa beraktifitas melalui PLBN Entikong sekarang sudah normal kembali. Mereka cukup senang dengan situasi dan kondisi ini artinya perekonomian masyarakat juga semakin baik dengan dibukanya PLBN Entikong”, tutup Viktor. (DWO/PAH)
Baca juga:
21 Jembatan Gantung di Kalbar Buka Akses Antardaerah
Satker P2JN Kalimantan Barat: Ada 5 Pos Lintas Batas Negara di Kalbar