Pontianak, Lintas – Ray Ensanson, ST, MT, selaku PPK Perencanaan Kalimantan Barat, menyampaikan bahwa mempersiapkan baik desain jalan maupun desain jembatan pada ruas jalan nasional menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Adapun ruas dan panjang jalan serta jembatan yang direncanakan pada tahun 2021 ini terdapat 81 ruas jalan nasional dengan total kurang lebih 1.344,18 Km yang harus disiapkan desainnya.
“Panjang penanganan ini yang nantinya akan dilaksanakan di tahun 2022, jadi kami siapkan desainnya pada tahun ini,” katanya.
Sementara untuk perencanaan jembatan pada tahun ini telah disiapkan desain untuk 28 jembatan dengan total panjang 422 meter dan juga untuk penanganan banjir sepanjang 750 meter.
“Jembatan yang kami desain itu kurang lebih ada desain penggantian jembatan kayu 24 buah, kemudian desain pengantian jembatan Callender Hamilton (CH) dua buah, penggantian satu jembatan balok komposit, jembatan komposit pada simpangan satu buah, desain penggantian jembatan balok T satu buah dan desain pile slab untuk penanganan banjir sepanjang kurang lebih 750 meter,” jelas Ray.
Ia menambahkan, jumlah jembatan kayu di Provinsi Kalbar ada 301 jembatan kayu sehingga tahun ini secara bertahap disiapkan desainnya sesuai alokasi dana yang dianggarkan agar kemudian bisa segera dikonstruksi.
Kemudian untuk alokasi dana DIPA pada PPK Perencanaan Kalimantan Barat tahun 2021 sebesar Rp. 18 Miliar yang terdiri dari satu paket Core Team; lima paket perencanaan yang terbagi atas dua paket perencanaan long segmen, dua paket perencanaan jembatan serta satu paket penanganan longsoran; dan satu paket review untuk pelebaran jalan menuju standar yang tersebar di provinsi Kalimantan Barat. Pada paket longsoran didesain kurang lebih delapan titik longsoran yang tersebar di jalan nasional Provinsi Kalimantan Barat mulai dari Teraju – Balai Berkuak; Nanga Semangut – Bts. Kota Putussibau; Kembayan – Tanjung; Simpang Tanjung – Galing; Bts. Tanjung Kerja; Bts, Kota Singkawang – Sp. Nanga Silat – Sp. Sejiram.
Menurut Ray, hampir semua paket perencanaan mendukung kawasan strategis nasional di Provinsi Kalimantan Barat, seperti pada paket perencanaan long segmen yang mendukung konektivitas seluruh jalan nasional di Kalimantan Barat, konektivitas menuju PLBN, dan konektivitas lintas utama pulau Kalimantan.
Sedangkan, pada paket perencanan jembatan mendukung konektivitas pada ruas jalan lintas selatan yaitu ruas Pontianak – Sei Pinyuh – Mempawah – Sei Duri – Singkawang – Sambas. Selain itu juga mendukung konektivitas menuju Pelabuhan Kijing; mendukung rencana Kawasan Industri PT. Antam dan PT. BAI (Bauksit Alumina Indonesia) di Kawasan KEK Mempawah; serta mendukung konektivitas menuju Kawasan KEK/Industri Ketapang.
Di samping itu, yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan adalah kondisi geografis Kalimantan Barat yang sebagian daerahnya merupakan tanah lunak gambut serta longsoran badan jalan sehingga memerlukan perhitungan teknologi yang cermat baik perkerasan ataupun jembatan.
Lalu, penyiapan desain khusus seperti desain Jembatan Sambas Besar, dan dukungan penyiapan perencanaan DED terhadap program program strategis nasional namun dengan alokasi dana yang terbatas perlu dipilah skala prioritas.
“Penggunaan Metro TS pada Jembatan Sambas Besar membuatnya menjadi jembatan khusus sesuai dengan Permen PUPR No 41 Tahun 2015. Memang ini bukan teknologi baru, hanya saja di Indonesia ini adalah jembatan kedua yang menggunakan teknologi yang terjalin ini,” Ray menjelaskan.
Ia juga menjelaskan, di P2JN Kalimantan Barat selalu dilaksanakan evaluasi sebagai feedback terhadap hasil-hasil perencanaan. Evaluasi tersebut melibatkan pihak PPK Fisik Balai dan team tenaga ahli dari Kementerian terutama Direktorat Kompetensi serta Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan. (R/D)
