JAKARTA, LINTAS — Dalam rangka mewujudkan program Astacita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya swasembada pangan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo menangani pembangunan jaringan irigasi premium sepanjang 6 kilometer.
Demikian disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo lewat keterangan tertulis setelah meninjau Bendungan Pidekso di Kabupaten Wonogiri, Jumat (3/1/2025)
Dalam kunjungan ke yang diresmikan Presiden Ke-7 Joko Widodo pada 28 Desember 2021, Dody didampingi Direktur Jenderal Sumber Daya Kementerian PUPR Air Bob Arthur Lombogia, Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU Adenan Rasyid, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Muhammad Adek RizaldI, Direktur Irigasi dan Rawa Bestari, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Maryadi Utama, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Pantja Dharma Oetojo.
BBWS Bengawan Solo, kata Dody, melalui Direktorat Jenderal Sumber Saya Air pada tahun 2024 sudah mengerjakan jaringan irigasi premium, yakni irigasi yang mendapatkan suplai air dari Bendungan Pidekso sepanjang 6 km.
“Pada tahun 2025 ini akan kita kerjakan seluruhnya dari ujung ke ujung, sehingga ada sekitar 1.295 hektar lahan irigasi fungsional dapat siplai air dari bendungan, target kami akhir tahun ini atau paling lambat 2026 sudah selesai,” kata Dody.
Menurut Menteri Dody, dengan adanya suplai air yang kontinu dari Bendungan Pidekso, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun bisa bertambah menjadi 2 atau 3 kali tanam.
“Jadi sekarang bendungan-bendungan yang desainnya untuk irigasi kita cek semua dari Aceh sampai Papua agar fungsinya terlaksana. Pada akhirnya, bagaimana infrastruktur yang kita bangun ini dapat menyejahterakan petani,” kata Dody.
Serap Aspirasi
Bendungan Pidekso dengan kapasitas volume tampung 25 juta m3 dan luas genangan 232 hektar (ha) dapat mengairi lahan pertanian seluas 1.493 ha terdiri dari lahan fungsional 1.295 ha di Giriwoyo dan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, serta lahan potensial yang sebelumnya sawah tadah hujan seluas 198 ha.
Bendungan multifungsi ini juga memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan air baku warga Wonogiri dengan kapasitas 300 liter/detik dan memiliki potensi sebagai destinasi wisata baru.
Selain itu, bendungan yang juga mereduksi debit banjir sekitar 11 persen di wilayah hilir karena berada di hulu Sungai Bengawan Solo ini merupakan satu kesatuan pengelolaan sungai yang terhubung ke Waduk Serba Guna Kabupaten Wonogiri atau dikenal dengan sebutan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.
Pada kesempatan tersebut, Dody juga sempat berinteraksi dengan para petani penerima manfaat dan menerima aspirasi para petani, kepala desa, dan camat untuk terus meningkatkan layanan air irigasi yang bersumber dari Bendungan Pidekso.
“Kami mewakili masyarakat yang tempat tinggalnya terdampak pembangunan Bendungan Pidekso dan warga yang mendapat manfaat air dari Pidekso. Warga yang di sekitar Pidekso memohon segera difungsikan untuk pariwisata karena bisa berdampak pada UMKM di sini dan untuk yang terdampak mendapatkan irigasi mengucapkan terima kasih dan harapan kami dapat diperbanyak saluran tersiernya,”kata salah satu petani dari Bumiharjo, Budi Santoso.
Seperti diketahui, Kementerian PU pada 2025-2025 fokus pada menyediakan infrastruktur pendukung ketahanan pangan. Ada 15 bendungan yang menjadi proyek prioritas guna mewujudkan program swasembada pangan.
Baca Juga: Kementerian PU Fokus pada Infrastruktur Vital untuk Ketahanan Pangan, 15 Bendungan Jadi Prioritas