Home Fitur Pelabuhan Terbesar di Dunia, dari Tanpa Awak hingga Ramah Lingkungan

Pelabuhan Terbesar di Dunia, dari Tanpa Awak hingga Ramah Lingkungan

Share

Transportasi laut merupakan salah satu sarana yang penting dan diandalkan sejak dulu hingga zaman modern ini. Walau tak mengusung kecepatan, transportasi laut memiliki beberapa keunggulan yang tak dimiliki sarana transportasi lain, yakni jalur lalu lintas yang luas, mengangkut dalam jumlah besar, menjadi sarana penghubung transportasi darat, dan berbiaya murah dibandingkan dengan pesawat.

Pentingnya transportasi laut makin terlihat ketika pandemi covid melanda dunia. Mengutip dari Investmentmonitor.ai, saat Covid-19 menghantam rantai pasokan di seluruh dunia pada tahun 2020 dan 2021, kekurangan kontainer menjadi berita utama.

Berbicara tentang transportasi laut berarti berbicara tentang pelabuhan sebab pelabuhan merupakan pusat transportasi laut. Apalagi saat globalisasi makin memengaruhi keuangan dunia dan tingkat ekspor-impor meningkat, peran pelabuhan menjadi makin penting.

Karena pentingnya transportasi laut bagi perekomonian, maka negara-negara besar dan maju membangun dan mengembangkan pelabuhan sebagai penopangnya.

Ada banyak pelabuhan besar di dunia, tetapi rekor terbesar dengan konektivitas terbaik dipegang oleh Pelabuhan Shanghai. Lalu, apa yang membuat Pelabuhan Shanghai menyandang predikat ini?

Pelabuhan Terbesar

Pelabuhan Shanghai terletak di muara Sungai Yangtze di sebelah timur Tiongkok. Terdiri atas pelabuhan laut dalam, yang juga dikenal sebagai Pelabuhan Yangshan, dan pelabuhan sungai, juga dikenal dengan nama Pelabuhan Wusongkou.

Pelabuhan Shanghai berdiri pada tahun 1842, awalnya sebagai pelabuhan perjanjian atau Treaty Port di bawah Perjanjian Nanjing, dikutip dari Shiphub.co. Kemudian, berkembang menjadi pelabuhan komersial internasional.

Walau telah aktif lebih dari 100 tahun, Pelabuhan Shanghai baru benar-benar berkembang di tingkat internasional pada tahun 1990-an setelah Tiongkok membuka perekonomiannya, dikutip dari Investmentmonitor.ai. Pasalnya, tahun 1949, Shanghai diambil alih oleh Komunis, mengakibatkan penurunan lalu lintas di pelabuhan dan juga ekonomi.

Keadaan berubah ketika Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok mengizinkan Shanghai untuk memulai reformasi ekonomi pada tahun 1991. Kebijakan Pemerintah Tiongkok tersebut berdampak juga terhadap daerah lain, yang terhubung dengan Shangsai. Tahun 2005, pascakebijakan itu, pelabuhan laut dalam Yangshan dibangun di kepulauan Yangshan.

Pelabuhan Shanghai memiliki luas sekitar 3.620 kilometer persegi, terdiri dari gudang seluas 293.000 meter persegi dan tempat penyimpanan seluas 4,7 juta meter persegi. Juga, memiliki 125 dermaga dengan total panjang mencapai 20 kilometer, 43 terminal peti kemas, 191 tempat berlabuh, dan 156 derek peti kemas.

Dengan fasilitas tersebut, Pelabuhan Shanghai mampu menampung kapal kontainer terbesar di dunia seperti kelas Maersk Triple E, yang mampu mengangkut hingga 18.000 twenty-foot equivalent unit (TEUs). Pelabuhan ini juga menangani berbagai jenis kargo seperti curah, cair, break-bulk, dan roll-on/roll-off (ro-ro), dikutip dari Silver-runner.com.

Adapun twenty-foot equivalent unit ialah unit pengukuran penting yang digunakan secara luas di industri transportasi laut.

Pada tahun 2010, pelabuhan yang dikelola oleh Shanghai International Port (Group) Co., Ltd. (SIPG) ini melampaui Pelabuhan Singapura dalam volume penanganan peti kemas. Setelah menggeser posisi Pelabuhan Singapura, Pelabuhan Shanghai terus mengalami peningkatan.

Pada tahun 2013 penanganan peti kemas di Pelabuhan Shanghai mencapai total 33 juta TEUs. Tahun 2017 lebih dari 40 juta TEUs. Lalu, mencapai 43,303 juta TEUs pada tahun 2019.

Capaian ini menempatkan Pelabuhan Shanghai menduduki peringkat No. 1 di dunia selama 10 tahun berturut-turut, dikutip dari En.portshanghai.com.cn. Bahkan, menjadikan Pelabuhan Shanghai sebagai pemain utama dalam perdagangan internasional dan mengukuhkannya sebagai pelabuhan terbesar dan tersibuk di dunia, dalam hal volume dan lalu lintas peti kemas.

Selain itu, pelabuhan yang merupakan bagian dari Jalur Sutra Maritim Tiongkok ini mengoperasikan sekitar 2.000 kapal setiap bulannya. Juga, sekitar 26 persen perdagangan internasional Tiongkok melewati pelabuhan ini.

Menerima Penghargaan

Salah satu fitur luar biasa dari Pelabuhan Shanghai adalah teknologi otomasinya, yang menyederhanakan operasi dan meningkatkan efisiensi. Mengutip dari Silver-runner.com, Terminal Yangshan Tahap Empat, yang diluncurkan pada tahun 2017, merupakan terminal peti kemas otomatis terbesar di dunia, dengan kapasitas 6,3 juta TEUs. Pelabuhan ini menggunakan 21 derek dermaga, 108 derek gantri yang dipasang di rel, dan 125 kendaraan berpemandu otomatis untuk memuat dan membongkar kontainer tanpa campur tangan manusia.

Selain merupakan terminal otomatis atau tanpa awak terbesar di dunia, pelabuhan ini juga memimpin dalam hal konektivitas. Berdasarkan Indeks Konektivitas Pengiriman Port Liner PBB, yang mengukur seberapa baik pelabuhan terhubung dengan jaringan pelayaran global, Pelabuhan Shanghai menempati peringkat pertama di antara semua pelabuhan di dunia.

Gelar pelabuhan dengan konektivitas terbaik di dunia (best-connected port in the world) disematkan kepada Pelabuhan Shanghai pada Agustus 2019. Mengutip dari Shiphub.co, UN Trade and Development (UNCTAD) memberikan gelar tersebut berdasarkan volume pelabuhan dan inovasi teknologi.

Tak hanya merupakan aset utama bagi perekonomian Tiongkok, Pelabuhan Shanghai juga merupakan penghubung penting bagi perdagangan global. Guna mempertahankan posisinya sebagai yang terdepan di antara pusat pelayaran Internasional dan logistik global, Pelabuhan Shangsai pun menargetkan menambah produksinya menjadi 50 TEUs pada tahun 2025. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan teknologi otomasi dan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutannya, dan lebih mengembangkan terminal kapal pesiar dan marina untuk menarik lebih banyak wisatawan, dikutip dari Silver-runner.com.

Sementara berusaha mencapai target ambisiusnya, Pelabuhan Shanghai pun mempertimbangkan keberlanjutan. Mengutip dari Shiphub.co, Pelabuhan Shangsai berinvestasi dalam pengembangan pelabuhan yang cerdas dan ramah lingkungan sehingga menjadikan pelayaran lebih ramah lingkungan. Luar biasa, bukan!

Indonesia juga memiliki pelabuhan besar, bahkan termasuk kelima tersibuk se-Asia Tenggara, yakni Pelabuhan Tanjung Priok yang menangani 6,85 juta TEUs per tahun. (MSH)

Baca Juga: Ini Alasan Menhub Minta Pelaku Usaha Ramaikan Pelabuhan Patimban

Share

Leave a Comment

Majalah Lintas Official Logo
Majalahlintas.com adalah media online yang menyediakan informasi tepercaya seputar dunia infrastruktur, transportasi, dan berita aktual lainnya, diterbitkan oleh PT Lintas Media Infrastruktur.
Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.