Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) dirayakan oleh rakyat Indonesia dalam berbagai cara dan ekspresi. Tua-muda, laki-laki-perempuan merayakannya, tak terkecuali Generasi Energi Bersih (Gen-B). Lalu, apakah Generasi Energi Bersih dan apa misinya?
Generasi Energi Bersih adalah gerakan masyarakat dengan nilai utama inklusif, berdasarkan sains dan mengupayakan aksi nyata untuk bergerak bersama mengurangi emisi di Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut, Gen-B berfokus pada edukasi, aksi nyata, dan advokasi transisi energi terbarukan.
PJU Tenaga Surya
Sebagai ekspresi konsistensi mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, Gen-B memanfaatkan HUT Kemerdekaan Ke-79 RI sebagai momentum. Didukung oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) dan JK International, Gen-B memasang instalasi lampu penerangan jalan umum (PJU) tenaga surya di Pos Jaga Pintu Wisata Leuwi Hejo, Kabupaten Bogor pada Sabtu (17/8/2024).
Adapun pemasangan PJU tenaga surya di Leuwi Hejo tersebut dipimpin oleh Ketua Program Pelaksana Rahmat Soleh didampingi Wakil Ketua Program Arkan Dhia Saputro, bersama puluhan relawan dari berbagai chapter Gen-B.
Melalui aksi ini, Gen-B menunjukkan tidak hanya berteori, tetapi juga memberikan solusi praktis yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat setempat.
“Ini bukan hanya tentang memasang lampu, tetapi juga memberikan contoh nyata bagaimana energi terbarukan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kami berharap aksi ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk beralih ke energi bersih,” kata Rahmat, dikutip dari Transisienergi.id (22/8/2024).
Pemasangan PJU tenaga surya di Leuwi Hejo, sebuah kawasan wisata alam yang terletak di Kabupaten Bogor, tidak hanya untuk keamanan dan kenyamanan para pengunjung wisata. Lebih dari itu, pemasangan lampu PJU tenaga surya ini adalah bagian dari edukasi masyarakat setempat tentang pentingnya energi bersih. Bahkan, merupakan langkah konkret untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang masih mendominasi di Indonesia.
Untuk diketahui, menurut data Climate Watch, pada 2020 Indonesia menghasilkan emisi gas rumah kaca sekitar 1,48 miliar ton/gigaton ekuivalen karbon dioksida (Gt CO2e). Angka ini setara dengan 3,1% dari emisi gas rumah kaca global yang memiliki total volume mencapai 47,5 Gt CO2e. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar keenam di dunia setelah China, Amerika Serikat, India, Uni Eropa, dan Rusia, dikutip dari Cnbcindonesia.com. Ditengarai, lebih dari 44 persen emisi itu berasal dari sektor energi, termasuk penggunaan bahan bakar fosil.
Tak hanya IRENA, Climate Action Tracker juga menilai bahwa Indonesia “sangat tidak memadai” dalam upaya mencapai target iklim global, terutama dalam hal transisi dari energi fosil ke energi bersih.
Data yang disampaikan oleh lembaga-lembaga tersebut menjadi peringatan bahwa penggunaan energi terbarukan di Indonesia sangat penting dan mendesak.
Dalam konteks inilah, upaya transisi energi bersih yang dilakukan Gen-B, seperti pemasangan PJU tenaga surya di Leuwi Hejo sejalan dengan tujuan jangka panjang Indonesia untuk mencapai Net Zero Emissions pada tahun 2060.
Namun, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) RI, Prof. Dwikorita Karnawati dalam Diskusi Temu Bisnis dan Forum Investasi yang bertajuk “Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim” di University Club UGM pada 9 Juni 2023, mengungkapkan bahwa Indonesia tidak lagi masuk dalam daftar 10 besar negara penyumbang emisi gas rumah kaca. Kepastian tersebut, menurut Dwikorita, didapatkan setelah adanya hasil pemantauan dari alat global greenhouse watch yang memonitor gas rumah kaca.
“Ternyata emisi kita di bawah rata-rata global. Sebelumnya kita masuk sepuluh besar penghasil rumah kaca di dunia dan ini tidak bagus. Dengan adanya global ini ternyata rata-rata emisi gas rumah kaca di bawah global sehingga keluar dari sepuluh besar penghasil gas rumah kaca,” kata Dwikorita, dikutip dari Ugm.ac.id.
Tanggung Jawab Bersama
Pemasangan PJU tenaga surya di Leuwi Hejo ini tidak berdiri sendiri. Ia merupakan tindak lanjut dari acara SustainergyX, yakni sebuah inisiatif yang dirancang untuk mendorong peningkatan penggunaan energi terbarukan di Indonesia, yang diselenggarakan pada 20-21 Juli 2024 di Creative Space, Mbloc Space, Jakarta Selatan.
Pada acara SustainergyX tersebut para peserta diajak untuk lebih memahami tentang teknologi energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) melalui kegiatan-kegiatan seperti seminar, workshop, dan pameran inovasi energi terbarukan.
Workshop yang dihadiri sekitar 200 peserta ini diharapkan tidak hanya memberikan pengetahuan teoretis, tetapi juga pengalaman praktis yang menumbuhkan minat generasi muda terhadap energi bersih dan berkelanjutan.
Para pembicara dalam seminar SustainergyX menyampaikan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi. Mulai dari Dosen Teknik Elektro dari Universitas Singaperbangsa Karawang, Yuliarman Saragih, yang mengatakan, penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap merupakan solusi yang mudah dan efektif untuk mengurangi penggunaan energi fosil di rumah tangga.
Lalu, Riza Egi Arizona dari Bioenergi Madani Berkelanjutan yang mengungkap peran bioenergi sebagai solusi mengurangi dampak emisi bagi lingkungan dan juga mendukung ketahanan energi nasional. Kemudian, Co-Founder PT Amérta Waste Solutions, Alryan, yang menjelaskan tentang pengelolaan sampah plastik dan manfaatnya. Sementara, Miss Earth Indonesia, Una Agnita, yang menjadi VIP Guest pada acara itu, memotivasi generasi muda untuk terus menjaga semangat pelestarian lingkungan.
Adapun Maya Lynn, Ketua Nasional Generasi Energi Bersih mengatakan, transisi energi bersih bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga komunitas dan individu.
“Setiap orang memiliki peran penting dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau. Langkah-langkah kecil yang dilakukan secara kolektif dapat memberikan dampak besar bagi Indonesia yang lebih berkelanjutan,” kata Lynn.
Melalui kegiatan ini, Generasi Energi Bersih ingin mendorong lebih banyak komunitas dan individu untuk berpartisipasi aktif dalam upaya transisi energi. Gen-B meyakini, langkah-langkah kecil yang dilakukan secara berkelanjutan akan dapat memberikan dampak besar bagi masa depan lingkungan dan energi di Indonesia. Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan yang ditanamkan dalam setiap kegiatan, Gen-B percaya, Indonesia mampu mencapai target penggunaan energi terbarukan yang lebih besar, sekaligus melindungi bumi dan kesejahteraan generasi mendatang.
Mewujudkan energi bersih dan terbarukan membutuhkan proses. Harus dimulai dengan perubahan paradigma. Dimulai dari aksi sederhana seperti mengurangi pemakaian plastik atau menggunakan lampu tenaga surya. Untuk mempercepat dan menyukseskannya perlu ada kolaborasi antara komunitas, pemerintah, dan masyarakat. Gen-B telah mengambil bagiannya. Sekarang giliran kita! (MSH)
Baca juga: Rekomendasi Kebijakan Transisi Energi ala KIBE 2050