Di sebuah gang sempit di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, sebuah rumah kecil yang hampir runtuh kini sedang dalam proses renovasi. Rumah milik Hasna, seorang nenek berusia lanjut yang tinggal bersama tiga anak, mantu, dan sembilan cucunya, telah lama menjadi simbol kehidupan dalam kesulitan.
Namun, dengan inisiatif Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, kehidupan Hasna kini berbalik arah. Maruarar, yang tergerak dengan kondisi rumah Hasna yang tidak layak huni, memutuskan menggunakan dana pribadinya guna merenovasi rumah tersebut agar lebih layak dan nyaman untuk ditinggali.
“Tujuan saya adalah agar Ibu Hasna dan keluarganya bisa memiliki tempat tinggal yang layak, tempat yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman,” ujar Maruarar Sirait saat mengunjungi rumah Hasna di Jakarta, Senin (11/11/2024).
Ia menyebutkan bahwa aksi tersebut juga sebagai upaya mengembalikan budaya gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. “Ini adalah bentuk gotong royong yang nyata. Bukan hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat dan pengusaha dapat saling membantu untuk memperbaiki kualitas hidup mereka yang membutuhkan.”
Harapan Baru untuk Hasna
Hasna, yang kini tinggal di rumah berukuran hanya 2 meter x 3 meter bersama 13 anggota keluarganya, tidak pernah membayangkan bahwa kehidupannya yang sederhana bisa berubah dalam sekejap.
Kisah Hasna yang viral di media sosial menyentuh banyak hati, terutama setelah diketahui bahwa rumahnya yang rapuh dan sempit memaksa keluarganya tidur bergantian karena keterbatasan ruang. Sebelum renovasi dimulai, mereka harus berbagi ruangan sempit yang hanya muat untuk beberapa orang saja.
“Saya tidak pernah menyangka bisa mendapat bantuan seperti ini. Saya hanya pasrah dan bersyukur dengan apa yang saya punya,” ujar Ibu Hasna dengan mata berkaca-kaca.
Di rumah kontrakan sementara tempat Hasna tinggal bersama anak dan cucunya selama renovasi berlangsung, kebahagiaan terpancar di wajahnya. “Alhamdulillah, saya bisa merasakan sedikit kebahagiaan setelah sekian lama hidup dalam keterbatasan.”
Gotong Royong dalam Aksi
Maruarar tidak hanya berperan sebagai donatur. Ia juga mengajak masyarakat dan para pengusaha untuk ikut berpartisipasi dalam proyek renovasi rumah ini. Dalam kunjungannya, Maruarar membawa tim khusus yang terdiri dari tukang bangunan dan warga sekitar untuk secara langsung terlibat dalam proses renovasi.
Ia bahkan berinisiatif untuk membeli rumah tetangga Hasna yang berukuran 2,6 meter x 3 meter agar rumah Hasna bisa diperluas. Rumah tersebut akhirnya disetujui untuk dijual oleh pemiliknya dan akan digabungkan dengan rumah Hasna.
“Ini bukan sekadar soal bangunan, tetapi soal memberikan harapan baru bagi keluarga ini. Rumah baru yang lebih luas, lebih aman, dan lebih layak untuk tempat tinggal,” kata Maruarar.
Rencana renovasi adalah membangun rumah Hasna menjadi rumah tingkat dengan ukuran 4,6 meter x 3 meter, dilengkapi dengan ventilasi yang baik, dan desain yang mendukung kesehatan keluarga.
Kisah Menginspirasi
Bagi Hasna, bantuan dari Menteri Maruarar ini adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Sebelumnya, ia dan keluarganya hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, dengan rumah yang tidak hanya sempit, tetapi juga hampir roboh.
Bahkan, atap rumah yang bocor sering kali membuat mereka terpaksa tidur dalam kondisi basah saat hujan datang. “Saya tidak tahu lagi harus bagaimana. Kadang hanya bisa berdoa agar kondisi ini cepat berubah,” kata Ibu Hasna mengenang masa-masa sulitnya.
Namun, kini, berkat kepedulian yang tak terduga dari Menteri PKP, Hasna merasa bahwa harapan untuk kehidupan yang lebih baik menjadi nyata. “Terima kasih banyak, Pak Maruarar. Saya tidak tahu harus berkata apa. Ini lebih dari yang saya harapkan,” ujar Hasna dengan penuh haru. (GIT)