Pemerintah Indonesia benar-benar akan mewujudkan ekosistem transportasi modern yang ramah lingkungan dengan menghadirkan kendaraan listrik. Salah satu yang segera diujicobakan di Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah taksi terbang EHang 216. Seperti apa teknologi dan daya tampung taksi udara produksi China ini?
Kehadiran taksi terbang di IKN membuat masyarakat penasaran dan tidak sabar segera melihat langit IKN diramaikan dengan taksi terbang. Bahkan, masyarakat berharap di kota besar seperti Jakarta, yang terkenal dengan kemacetan lalu lintas, bisa segera mengadopsi taksi terbang ini.
Transportasi Modern
Era transportasi modern memasuki babak baru dengan mulai digunakannya taksi terbang (sky taxi). Saat ini taksi terbang masih terus dikembangkan dan diuji coba di sejumlah negara. Namun, langkah maju telah diambil Pemerintah Arab Saudi, mereka melakukan uji coba layanan taksi terbang tanpa awak untuk pertama kalinya di Mekkah sebagai fasilitas baru untuk jemaah haji pada Rabu (12/6/2024).
Dikutip dari pemberitaan sejumlah media, Menteri Transportasi dan Layanan Logistik Saudi Saleh bin Nasser al-Jasser menyebutkan, taksi terbang tanpa pilot EH216-S tersebut merupakan taksi terbang pertama di dunia yang mendapat izin dari otoritas penerbangan sipil. Saleh juga mengatakan, peresmian taksi terbang ini merupakan bagian dari upaya penerapan teknologi transportasi masa depan terkini dan mengadopsi model transportasi inovatif ramah lingkungan yang menggunakan aplikasi kecerdasan buatan.
Sejarah Taksi Terbang
Taksi terbang yang disebut Autonomous Air Taxi (AAT) pertama kali diuji coba di Dubai, Uni Emirat Arab, di wilayah Jumeirah Beach Residence, Dubai, pada Senin (25/9/2017).
AAT ini dibangun oleh perusahaan autonomous air vehicles asal Jerman, Volocopter. Sejak awal, keberadaan taksi terbang dimaksudkan tidak hanya mendorong sebuah inovasi yang mengadopsi teknologi terbaru untuk sebuah negara. Lebih dari itu, ia dimaksudkan membangun jembatan ke masa depan.
Taksi terbang telah hadir di Indonesia, bahkan diharapkan akan menjadi moda transportasi futuristik di Ibu Kota Nusantara (IKN), yang dalam konsep pembangunannya akan menerapkan dan membangun ekosistem transportasi modern serta elektrik dan bebas polusi sebagai moda transportasi masa depan.
Di Indonesia, taksi terbang EHang 216 S (EH216-S) dibawa dan diperkenalkan oleh Prestige Aviation alias PT Prestisius Aviasi Indonesia.
Taksi terbang tanpa awak EH216-S telah tiga kali diuji coba terbang di Indonesia. Pertama, pada November 2021 di Bali. Saat itu, EHang 216 berhasil mengudara dengan ketinggian 300 meter mengitari pulau Bali. Kedua, di Jakarta, pada April 2022, di IIMS Hybrid 2022. Dalam kedua uji coba tersebut, EH216-S itu masih mengudara secara vertikal saja. Belum berpindah dari satu titik ke titik lainnya karena saat itu masih belum mendapat perizinan.
Selain itu, uji coba terbang EHang 216 juga masih tanpa penumpang. Ketiga, barulah dalam pameran kendaraan listrik Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (31/7/2022), taksi terbang EHang 216 mengudara dengan penumpang.
Taksi Terbang Masuk IKN
Pembangunan ekosistem Advanced Air Mobility di Ibu Kota Nusantara (IKN) memasuki babak baru. Hal ini menyusul rencana pembukaan pallet atau unboxing taksi terbang oleh Hyundai Motors Company (HMC) yang dilakukan pada Juni 2024.
Taksi terbang yang direncanakan untuk menjadi showcase di IKN telah tiba di Balikpapan pada 9 Mei 2024. Taksi terbang berjenis optionally piloted personal/passenger air vehicle (OPPAV) merupakan kendaraan yang dikembangkan oleh Korea Aerospace Research Institute (KARI) dan Hyundai Motors Company (HMC).
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Mohammed Ali Berawi mengatakan seperti dikutip Kompas.com bahwa taksi berbang yang dikirimkan dalam beberapa pallet tersebut saat ini disimpan di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur. Sementara, komponen baterainya sudah berada di Jakarta dan tiba di Samarinda pada 6 Juni 2024.
Ali mengatakan bahwa setelah proses unboxing, dilakukan inspeksi oleh Hyundai, Bea Cukai Kalimantan Timur, serta Otorita IKN di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (APT) Samarinda pada awal Juni mendatang.
Pelaksanaan inspeksi dan uji coba akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal. Menurut arahan Kepala Otorita IKN dan target jadwal PoC (proof of concept), kegiatan perakitan dan inspeksi dimulai pada awal Juni dan dilanjutkan uji coba terbang pada Juli 2024 menjelang perhelatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI 17 Agustus di IKN. Kegiatan uji coba akan dilakukan selama sebulan penuh di Bandara APT Pranoto Samarinda dan melalui serangkaian pengujian dan kajian kelayakan.
Setelah uji coba KARI selesai, Hyundai merencanakan untuk mengembangkan skema bisnis dalam melalui Supernal, perusahaan dari Hyundai Motor Group di Amerika Serikat yang mengembangkan pesawat mobilitas udara perkotaan.
Disebutkan, hasil pengembangan tersebut bakal dikomersialkan serta dilanjutkan hingga pengembangan teknologi penerbangan autonomous. Dalam hal ini diharapkan ada tim teknis antara Hyundai dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) untuk terus mengembangkan teknologi industri ini secara masif ke depannya.
Apalagi, sebelumnya, Bambang Susantono (mantan Kepala Otorita IKN) telah menandatangani nota kesepahaman untuk membangun ekosistem Advanced Air Mobility di Indonesia dengan Hyundai Motor Company di Bali saat B20 Summit tahun 2022.
Spesifikasi EHang 216
Dilihat pada lembar spesifikasinya, pesawat terbang EHang 216 dilengkapi dengan 16 baling-baling dan 8 lengan yang dapat dilipat sehingga dapat menghemat area parkir. EHang 216 juga disebutkan hanya membutuhkan area 5 meter persegi untuk parkir karena dimensinya tidak terlalu besar.
Dengan tinggi 1,77 meter dan lebar 5,61 meter, EHang 216 memiliki daya angkut atau kapasitas beban maksimum 220 kg, dengan konfigurasi dua penumpang.
EHang 216 yang menggunakan tenaga listrik ini diklaim memiliki kecepatan maksimal hingga 130 km/jam dan kemampuan terbang dapat mencapai ketinggian 3.000 meter. EHang 216 juga diklaim dapat menempuh perjalanan sejauh 35 kilometer hanya dalam 21 menit. Selain untuk transportasi orang, pesawat EHang 216 pun dinilai lebih efisien untuk transportasi barang atau logistik.
Taksi terbang EH216-S telah mendapatkan Sertifikat Tipe resmi dari Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok (Civil Aviation Administration of China/CAAC) pada 13 Oktober 2023. Sertifikat tersebut membuktikan bahwa desain EH216-S sepenuhnya sesuai dengan standar keselamatan dan persyaratan kelaikan udara CAAC, dan sudah memenuhi syarat untuk melakukan operasi komersial UAV pengangkut penumpang.
Sejak CAAC secara resmi menerima aplikasi EH216-S TC EHang pada Januari 2021, tim EHang bekerja sama dengan CAAC dan tim ahlinya untuk memvalidasi dan memverifikasi teknologi mutakhir yang inovatif dari pesawat tersebut.
Setelah tahapan riset selama lebih dari 1.000 hari, mereka mengatasi semua jenis kesulitan dan tantangan untuk berhasil menyelesaikan semua tujuan sertifikasi tipe, dan membuat kendaraan otonom udara yang layak jalan.
Selama proses validasi, EH216-S menjalani uji laboratorium, darat, dan penerbangan yang ekstensif di laboratorium penerbangan profesional dan tempat pengujian di berbagai lokasi di China. Proses validasi tersebut memeriksa komponen, peralatan, dan keseluruhan pesawat untuk mengetahui adanya cacat, kesalahan, dan gangguan yang dibuat sebelumnya selama percobaan laboratorium dan uji coba penerbangan.
Pengalaman dan keahlian CAAC dalam melakukan sertifikasi kelaikan udara EH216-S memberikan 1 referensi penting bagi industri penerbangan global dan memainkan peran penting dalam membentuk peraturan, standar, dan norma untuk sertifikasi kelaikan udara tanpa awak, yang berfungsi sebagai tolak ukur penting bagi industri di seluruh dunia.
Dikabarkan Huazhi Hu, Pendiri dan CEO EHang, sangat puas dengan hasil kerja tim yang terus mengembangkan EH216-S. Semua pihak pun menyambut gembira karena EH216-S mendapatkan type certificate (TC) di Indonesia. Ini artinya, EH216-S bisa diproses untuk memperoleh kelaikan udara di Indonesia untuk mengangkut penumpang.
Setelah mendapatkan TC, selanjutnya EH216-S akan dilakukan validasi di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sehingga bisa segera mendapatkan izin mengudara mengangkut penumpang di Indonesia.
Tak sabar lagi melihat taksi terbang segera dioperasikan di Indonesia. Mana tahu ada yang ingin terhindar dari kemacetan, bisa membeli kendaraan taksi terbang yang dibenderol 332.060 dollar AS atau setara Rp 5,2 miliar. Berminat? (MSH)