JAKARTA, LINTAS – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah mengucurkan anggaran sebesar Rp 697,05 miliar untuk mendukung pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik (AMAL).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum bersih dan layanan pengelolaan air limbah domestik di seluruh Indonesia.
Plt Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya, Endra Saleh Atmawidjaja, menjelaskan bahwa hingga tanggal 20 Desember 2024, progres fisik pelaksanaan Inpres AMAL telah mencapai 65,81 persen.
“Progres fisiknya 66 persen, sementara progres keuangannya saat ini mencapai 56 persen,” ungkap Endra saat ditemui di kantornya di Jakarta, pada Jumat (20/12/2024).
Meski proyek ini dijalankan dalam waktu yang terbatas, yaitu hanya tiga bulan, Endra menilai bahwa progres yang dicapai sudah cukup baik.
“Waktu yang diberikan memang sangat singkat, hanya tiga bulan, tetapi capaian yang ada sudah cukup memuaskan,” tambahnya.
Meskipun demikian, Kementerian PU menargetkan bahwa hingga akhir tahun 2024, progres fisik dan keuangan Inpres AMAL dapat mencapai angka 93 persen.
Anggaran
Dalam pelaksanaan Inpres AMAL, sektor air minum mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 269,83 miliar. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan sambungan rumah (SR) air minum, yang awalnya menargetkan 46.586 SR.
Namun, pada saat ini, progres pembangunan telah melampaui target, dengan tercatat sebanyak 47.026 SR yang telah terpasang.
Di sisi lain, sektor pengelolaan air limbah domestik mendapat anggaran Rp 398,97 miliar. Program ini bertujuan untuk melayani 15.901 Kepala Keluarga (KK) dan menambah 19 truk tinja.
Sampai saat ini, capaian yang telah tercatat adalah 15.458 KK yang terlayani, dengan 19 truk tinja yang telah beroperasi sesuai dengan target.
Selain itu, sektor dukungan teknis Inpres AMAL juga mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 28,34 miliar, yang digunakan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program ini.
Endra menambahkan, meskipun program ini hanya diberikan waktu tiga bulan, pihaknya optimistis dapat mencapai target progres 93% pada akhir tahun 2024.
“Sisanya, sekitar Rp 60 miliar, akan digunakan untuk melengkapi sisa kegiatan yang ada. Kami yakin bahwa pencapaian ini akan tercapai,” ujarnya. (GIT)