BOJONEGORO, LINTAS — Pembangunan Bendungan Karangnongko Paket 1 untuk mengatur aliran Sungai Bengawan Solo dikerjakan tiga BUMN Karya.
Ketiga BUMN Karya itu yakni PT Hutama Karya (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT PP (Persero) Tbk.
Dalam pembangunan Bendungan Karangnongko Paket 1 ini, mereka membentuk kerja sama operasi (KSO) dengan nama KSO Wika-HK-PP.
Mengutip keterangan tertulis, Selasa (31/10/2023), penandatanganan kontrak pembangunan Bendungan Karangnongko Paket 1 berlangsung pada Jumat (22/9/2023). Pembangunannya ditargetkan selesai pada akhir tahun 2026.
Secara geografis, Bendungan Karangnongko berada di perbatasan antara Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Secara teknis, Bendungan Karangnongko memiliki luas genangan 1.026,55 hektare serta kapasitas tampung efektif sebesar 59,1 juta meter kubik.
Manfaat Bendungan Karangnongko
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan, “Kami segera memulai proses pengerjaan dan diharapkan dapat selesai tepat waktu sesuai rencana”.
Tjahjo menambahkan, proyek senilai Rp 730 miliar ini nantinya akan dimanfaatkan sebagai penampungan air di saat kondisi kemarau.
Sumber airnya mengandalkan panjang sungai Bengawan Solo (long storage) yang berfungsi untuk menyuplai air daerah irigasi seluas 6.900 hektare.
Bendungan ini juga bisa menjadi penyedia air baku untuk wilayah Kabupaten Bojonegoro, Blora, Tuban, dan Ngawi.
Bendungan ini juga akan memberikan manfaat lainnya berupa suplai air irigasi yang akan didistribusikan melalui Daerah Irigasi (DI) Karangnongko Kiri (Kabupaten Blora) seluas 1.746 hektare dengan debit 2,85 meter kubik per detik.
Lalu, DI Karangnongko Kanan (Kabupaten Bojonegoro) seluas 5.203 hektare dengan debit 7,90 meter kubik per detik.
Tambah pula, bendungan ini diproyeksikan dapat menyuplai air di kawasan Solo Valley Werken (jaringan irigasi dan pengendali banjir sejak zaman pemerintah Hindia Belanda yang membentang dari Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, dan Surabaya) seluas 62.000 hektare.
Selain itu, Bendungan Karangnongko berpotensi sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) berkapasitas 1 megawatt.
Dalam proyek ini, Hutama Karya bertanggung jawab pada pekerjaan galian tanah, struktur beton pelimpah, hidromekanikal serta pembuatan jembatan bailey di atas Struktur Pelimpah (jembatan sementara yang digunakan untuk akses jalan pekerjaan timbunan Main Dam).
“Dalam proses percepatannya, proyek ini akan mengimplementasikan BIM (Building Information Modeling) dengan pendekatan kolaboratif berbasis model 3D,” papar Tjahjo. “Ini untuk merencanakan, merancang, membangun, dan mengelola konstruksi dengan cara yang lebih efisien serta memberdayakan penyerapan tenaga lokal dari warga sekitar.” (BAS)
Baca Juga: Tiga Bendungan PSN di Jawa Tengah Selesai pada 2024