Jakarta – Pemerintah sedang membangun kawasan industri hijau atau green industrial park di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara). Pembangunannya telah dimulai dengan prosesi peletakan batu pertama atau groundbreaking yang dilakukan Presiden Joko Widodo pada 21 Desember 2021 lalu.
Adapun pengertian green industrial park adalah sebuah kawasan industri yang beroperasi dengan menerapkan teknologi maupun produksi bersih. Kawasan industri hijau tersebut akan terlibat dalam pengelolaan limbah dan berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.
Jokowi menyebut pembangunan green industrial park merupakan wujud transformasi ekonomi Indonesia. Ia menyebut Indonesia telah memulai pembangunan kawasan industri hijau untuk menghadapi kemajuan zaman.
“Nanti semua 10 tahun lagi, namanya Uni Eropa, Amerika, mereka enggak mau beli barang yang dihasilkan dari industri yang menggunakan batu bara. Udah enggak mau lagi. Semuanya mengarah ke sana, kita harus mendahului,” terang Jokowi dalam pidatonya 13 Oktober 2021.
Lalu apa saja fakta dibalik pembangunan green industrial park tersebut? berikut ulasannya:
Makan biaya 1.848 triliun
Pembangunan green industrial park disebut membutuhkan dana senilai Rp 1.848 triliun. Industri hijau ini akan dibangun diatas lahan seluas 30.000 hektar.
Pemerintah tidak sendirian dalam melakukan pembangunan kawasan ini, namun bekerjasama dengan China dan Uni Emirat Arab.
Jokowi mengungkapkan pembangunan kawasan industri hijau di Kaltara ini membutuhkan setidaknya 100.000 pekerja. Namun, jika pembangunannya selesai, kawasan industri hijau itu akan membutuhkan 60.000 pekerja. Jokowi menargetkan nantinya akan ada 200.000 tenaga kerja yang bisa mencari nafkah di kawasan tersebut jika semua industrinya telah berjalan.
“Perkiraan saya lebih dari 200.000 plus anak cucu turunan dari produk-produk yang dihasilkan,” kata dia.
Ditopang dua energi terbarukan
Kawasan green industrial park disebut akan ditopang oleh dua energi terbarukan yaitu hydropower dan solar panel. Energi hydropower akan ditunjang dari Sungai Kayan di Kaltara.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pembangunan kawasan ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah mencapai nol emisi karbon atau bebas karbon pada 2060.
Untuk mencapainya, lanjut Luhut, pemerintah mesti mulai melepas ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
Ditargetkan selesai 2024
Pemerintah menargetkan pembangunan kawasan ini selesai pada tahun 2024 dan bisa segera beroperasi secara bertahap sampai tahun 2019.
Berbagai proyek yang akan dibangun adalah petromechanical, electronic alumine, steel, new energi batery 1, new energy batery 2, industrial sillicon, polycrystalline silicon, dan solar panel.
Jokowi menuturkan meski proses pembangunannya baru berjalan, namun banyak perusahaan dari dalam dan luar negeri yang telah mengantri untuk melakukan investasi.
Dalam pandangan Jokowi hal itu terjadi karena ke depan, produk ramah lingkungan punya nilai jual lebih ketimbang produk-produk yang dihasilkan dari industri yang tak ramah lingkungan. (*)