JAKARTA, LINTAS – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan giat melaksanakan pembangunan jalur ganda atau double track di Selatan Jawa.
Jalur tersebut terbagi menjadi beberapa ruas pengerjaan, mencakup Bogor-Sukabumi, Kiaracondong-Cicalengka, Solo Balapan-Kalioso-Kadipiro, Mojokerto-Sepanjang dan Sepanjang-Wonokromo.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Mohamad Risal Wasal saat ditemui Lintas, Rabu (7/2/2024) mengatakan saat ini DJKA fokus untuk membangun jalur kereta api ganda atau double track Selatan Jawa.
“Dalam periode 10 tahun, kami telah berhasil membangun jalur kereta api sepanjang 1.683,84 km’sp, melakukan peningkatan dan rehabilitas/perawatan jalur kereta api sepanjang 1.900,54 km’sp, melakukan elektrifikasi jalur kereta api sepanjang 145,24 km’sp. Karena itu jalur ganda sangat penting dilakukan,” kata Risal Wasal.
Sebagai informasi, Jalur Ganda Mojokerto-Sepanjang sudah selesai dan beroperasi sejak 1 Desember 2023. Lalu, Jalur Ganda Kiaracondong-Cicalengka Tahap I yang terbentang dari Stasiun Gedebage hingga Stasiun Haurpugur sudah selesai serta dioperasikan sejak November 2022. Dan Jalur Ganda Bogor-Sukabumi sudah rampung untuk ruas Bogor Paledang-Cicurug.
Segmen Cirebon-Purwokerto-Yogya-Solo-Madiun-Wonokromo juga sudah rampung pada 2020.
“Tahun ini kami menargetkan untuk menuntaskan Jalur Ganda Kiaracondong-Cicalengka Tahap II untuk ruas Kiaracondong-Gedebage dan Haurpugur-Cicalengka,” tutur Risal Wasal.

Sumatera dan Sulawesi
Menurut Dirjen Risal, DJKA juga berencana untuk membangun jalur kereta Trans-Sumatera dan Trans-Sulawesi.
Adapun terkait Trans-Sulawesi, dapat disampaikan bahwa tahun 2023, sudah dioperasikan jalur kereta api Makassar-Parepare untuk ruas jalur Maros-Garongkong.
“Sementara tahun ini kami menargetkan untuk melakukan perpanjangan jalur ini menjadi Mandai-Palanro. Untuk ruas Maros-Mandai sudah kami operasikan akhir tahun kemarin, sehingga tersisa ruas jalur Barru-Palanro,” ujar Risal Wasal.
Risal mengatakan target DJKA dalam membangun jaringan transportasi massal berbasis angkutan kereta api adalah untuk mendorong shifting penumpang dari kendaraan pribadi menuju transportasi massal ini.
“Terlebih saat ini secara rasio, jumlah kendaraan di kota-kota besar di Indonesia melampaui panjang jalan yang ada sehingga kemacetan tidak dapat dihindari lagi,” tutur dia. (CHI)
Baca juga: Pascabanjir Grobogan, Jalur KA Dapat Dilalui dengan Kecepatan Terbatas