JAKARTA, LINTAS – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus memperkuat perannya sebagai penghubung vital antarwilayah di Indonesia, terutama di kawasan Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).
Langkah ini sejalan dengan semangat Transformation for Growth dan menjadi kontribusi nyata dalam mendukung agenda pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat ekonomi kerakyatan melalui pembangunan infrastruktur dasar yang merata dan terjangkau.
Hingga April 2025, ASDP melayani 309 lintasan penyeberangan dari barat hingga timur Indonesia, dengan 70 persen di antaranya merupakan layanan perintis yang menjangkau wilayah 3T.
Untuk mendukung layanan tersebut, ASDP mengoperasikan 83 unit kapal perintis yang terdiri atas 79 kapal Ro-Ro, 3 bus air, dan 1 kapal khusus angkutan ternak.
Kapal-kapal ini melayani 207 lintasan aktif yang menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat, distribusi logistik, dan pemerataan pembangunan—baik fisik maupun sosial dan ekonomi.
Corporate Secretary PT ASDP, Shelvy Arifin, menekankan bahwa layanan penyeberangan bukan sekadar akses transportasi, melainkan motor penggerak transformasi kawasan, khususnya di wilayah yang belum tersentuh moda transportasi lainnya.
“Transformasi layanan kami berakar pada prinsip bahwa laut bukanlah penghalang, melainkan jembatan kemajuan. Dengan semangat We Bridge the Nation, ASDP hadir menyatukan Indonesia lewat layanan yang tangguh, modern, dan menjangkau hingga pelosok negeri,” ujarnya.
Kehadiran ASDP juga sejalan dengan visi pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dan menekan biaya logistik. Salah satu buktinya adalah pengoperasian kapal ternak dan kapal perintis yang menjangkau sentra produksi pangan di daerah, sehingga distribusi komoditas ke daerah konsumen menjadi lebih efisien.
Hal ini membantu menekan disparitas harga, memperlancar pasokan bahan pokok, dan menciptakan rantai distribusi yang lebih adil dan merata.
Wilayah seperti Sorong, Papua Barat Daya, menjadi contoh konkret keberhasilan peran ASDP. Empat kapal ASDP—KMP Arar, KMP Kalabia, KMP Kurisi, dan KMP Terubuk 1—secara rutin melayani jalur ke Raja Ampat, destinasi wisata kelas dunia, sekaligus mendukung jalur distribusi logistik masyarakat setempat.
Inisiatif serupa juga terlihat pada pengoperasian KMP Bahtera Nusantara 03 di lintasan Tanjung Uban–Tambelan–Sintete, yang menghubungkan Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.
Baca Juga: ASDP Operasikan 4 Kapal di Sorong untuk Perkuat Konektivitas Papua Barat Daya
Kapal ini tak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi, tetapi juga menjadi simbol kehadiran negara di wilayah yang selama ini terpinggirkan dari arus utama pembangunan nasional.
Transformasi ASDP juga menyentuh aspek digitalisasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta penguatan standar keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Layanan berbasis teknologi informasi seperti sistem tiket online dan pemantauan jadwal kapal secara real-time kini menjadi tolok ukur pelayanan publik di sektor transportasi laut.
“Kami percaya, pelayanan yang berkualitas adalah bentuk penghormatan terhadap hak mobilitas setiap warga negara. ASDP tak hanya hadir sebagai operator pelayaran, tetapi juga sebagai pelayan publik yang terus bertumbuh dan bertransformasi demi menghadirkan pengalaman perjalanan laut yang lebih manusiawi dan bermartabat,” tutur Shelvy. (CHI)