Home Berita Antisipasi Macet di Pelabuhan Merak dan Bakauheni, Astra Infra dan Rafflesia Siapkan Skenario Delaying System

Antisipasi Macet di Pelabuhan Merak dan Bakauheni, Astra Infra dan Rafflesia Siapkan Skenario Delaying System

Share

JAKARTA, LINTAS – Menghadapi potensi kemacetan di Pelabuhan Merak Banten dan Pelabuhan Bakauheni Lampung saat arus mudik dan balik, Astra Infra Toll Road dan PT Rafflesia Investasi Indonesia menyiapkan berbagai strategi guna mengurangi kepadatan di jalan tol dan area Pelabuhan.

Direktur Operasional Astra Infra Toll Road, Rinaldi, menjelaskan bahwa beberapa skenario telah disiapkan untuk mengantisipasi kepadatan di Pelabuhan Merah. Salah satu langkah utama adalah menerapkan delaying system di titik-titik tertentu, seperti di rest area di Kilometer 43 dan 68.

“Jika delaying system ini tidak cukup, biasanya antrean akan terjadi di gerbang tol. Setelah melewati gerbang tersebut, akses menuju pelabuhan sering kali sudah penuh,” ungkap Rinaldi saat Media Gathering di Kementerian PU, Senin (17/3/2025).

Selain delaying system, Astra Infra Toll juga menyediakan fasilitas tambahan bagi para pengguna jalan tol yang terdampak kemacetan.

“Kami menyediakan beberapa toilet di pinggir jalan bagi mereka yang membutuhkannya. Jika antrean berlangsung lama—bukan hanya panjang tetapi juga memakan waktu lama, misalnya 1 kilometer tapi sampai 12 jam—kami juga menyiapkan logistik untuk mencegah dehidrasi bagi para pengguna jalan,” tambahnya.

Senada dengan Rinaldi, CEO PT Rafflesia Investasi Indonesia, Moh. Adhi Resza, menjelaskan bahwa saat arus balik, pihaknya telah berkoordinasi erat dengan ASDP untuk mempersiapkan rest area di Kilometer 20 dan KM 49 arah Pelabuhan Bakauheni sebagai buffer zone atau delaying system.

“Komunikasi intensif antara tim kami dan ASDP sangat penting dalam pengaturan arus kendaraan menuju Pelabuhan Bakauheni. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, arus mudik lebih padat dibandingkan arus balik yang cenderung lebih terdistribusi, sehingga penanganannya relatif lebih ringan,” jelasnya.

Namun sambung Adhi, pihaknya tetap melakukan koordinasi dengan ASDP untuk mengatur proses delaying system dan memanfaatkan rest area untuk buffer zone apabila terjadi hal yang tidak diprediksikan.

Terkait dengan potensi cuaca ekstrem, Adhi Resza menekankan bahwa koordinasi antara pihaknya dengan ASDP dilakukan selama 24 jam.

“Cuaca ekstrem memang sulit diprediksi, tetapi jika terjadi gelombang tinggi yang menghambat kapal merapat, maka waktu tunggu di rest area akan lebih lama. Oleh karena itu, kami juga berkoordinasi dengan kepolisian setempat untuk mengatur sistem buka-tutup,” ujar dia. (CHI)

Baca Juga: Grup Rafflesia Siap Dukung Kelancaran Arus Mudik Lebaran 2025 di Empat Ruas Tol Ini

Oleh:

Share

Leave a Comment

Majalah Lintas Official Logo
Majalahlintas.com adalah media online yang menyediakan informasi tepercaya seputar dunia infrastruktur, transportasi, dan berita aktual lainnya, diterbitkan oleh PT Lintas Media Infrastruktur.
Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.