JAKARTA, LINTAS — Keberadaan teknologi seperti pesawat nirawak (drone) dan akal imitasi atau artificial intelligence (AI) menjadi kunci dalam mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Hal ini disampaikan Menteri PU Dody Hanggodo dalam seminar nasional “Optimasi Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Pembangunan Infrastruktur PU yang diselenggarakan di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (21/12/2024).
Dari rilis pers yang diterima Majalahlintas.com, Sabtu, Dody mengatakan, teknologi telah mengubah wajah pembangunan infrastruktur, dari metode manual di masa lalu menjadi berbasis teknologi mutakhir seperti simulasi berbasis AI, penggunaan drone, hingga algoritma kecerdasan buatan yang mampu memprediksi retakan jembatan.
“Teknologi adalah kunci masa depan pembangunan infrastruktur. Dengan memanfaatkan teknologi, seperti drone dan kecerdasan buatan, AI, kita bisa mempercepat pembangunan tanpa mengorbankan kualitas, sekaligus memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” kata Dody.
Memangkas Biaya
Dikatakan Dody infrastruktur memiliki peran penting sebagai fondasi kehidupan masyarakat modern. Infrastruktur seperti jalan, jembatan dan instalasi pengolahan air bersih, tidak hanya memudahkan mobilitas, tetapi juga meningkatkan konektivitas, mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjangan antarwilayah.
“Saat pembangunan infrastruktur menghadapi tantangan, salah satu solusi inovatifnya adalah dengan pemanfaatan AI. Misalnya penggunaan Building Information Modeling (BIM) dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan infrastruktur telah terbukti mengurangi biaya konstruksi dan waktu pengerjaan secara signifikan,” kata Dody.
Meski demikian pemanfaatan AI tidak lepas dari tantangan, seperti kesiapan infrastruktur digital, keterbatasan sumber daya manusia, regulasi yang belum memadai, serta risiko privasi data dan serangan siber.
“Saya sangat mengharapkan melalui seminar ini kita mendapat solusi untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut. Seminar ini juga komitmen bersama untuk mendorong pembangunan infrastruktur berkualitas melalui pemanfaatan teknologi yang lebih efisien dan efektif. Saya harap kegiatan ini juga menjadi ajang memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat dalam mengoptimalkan teknologi demi kemajuan bangsa. Ke depannya dengan kolaborasi bersama beberapa universitas di Indonesia, penggunaan AI akan semakin memperbaiki kualitas pembangunan infrastruktur di Kementerian PU,” kata Dody.
Rektor ITB Reini Wirahadikusumah mengungkapkan untuk memperkuat AI di infrastruktur yang paling penting adalah kualitas SDM. “Bukan hanya bibit yang baik, tapi juga nurturingnya. Bagaimana memberi kesempatan untuk berkembang dan belajar ilmu baru, curiosity dan critical thinkingnya,” tutup Reini. (HRZ)