Jakarta, Lintas – Dari tiga program studi di Sekolah Tinggi Teknologi Sapta Taruna, Jakarta, Teknik Sipil paling banyak diminati. Untuk tahun 2022/2023, dari 441 mahasiswa baru, 338 di antara mereka mengambil program studi Teknik Sipil. Selebihnya, 81 mahasiswa memilih Teknik Lingkungan dan 22 lainnya memilih Teknik Informatika.
Hal itu disampaikan oleh Egi Ruswandi, S.Pd, Ketua Unit Sekretariat dan Pelayanan STT Sapta Taruna, kepada Majalah Lintas, Rabu (14/3/2023).
“Untuk saat ini jika dilihat dari penerimaan mahasiswa baru, yang terbanyak pendaftarnya adalah yang pertama Teknik Sipil, kedua Teknik Lingkungan. Ketiga, Teknik Informatika. Semuanya program studi strata 1 atau S-1,” ujar Egi.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) (https://pu.go.id/), STT Sapta Taruna yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Putra, didirikan oleh Kementerian PUPR, 39 tahun lalu. Salah satu tujuannya adalah untuk menampung putra-putri pegawai PUPR yang bertugas di daerah terpencil dalam menempuh pendidikan.
Lulus dapat sertifikat keahlian
Keterkaitan STT Sapta Taruna dengan Kementerian PUPR yang membinanya menjadi salah satu daya tarik bagi calon mahasiswa. Hal itu diakui mahasiswa Teknik Sipil, Ricky Julian M Simaremare.
“Selain dari referensi orang terdekat, saya juga tahu bahwa STT Sapta Taruna merupakan binaan PUPR. Awal masuk, saya melihat ada gambar PUPR di STT Sapta Taruna sehingga itu menjadi nilai tambahan bagi saya,” kata Ricky.
Ricky mengatakan, selain para selain dosennya mumpuni, lulusan kampus ini akan mendapatkan sertifikat keahlian (SKA) selain ijazah sarjana teknik. SKA yang diperoleh sesuai program studi yang diambil.
Dari situs resmi STT Sapta Taruna, perguruan tinggi itu semula berbentuk Akademi Teknologi Sapta Taruna (ATST) yang berdiri pada 1984. Saat itu baru memiliki dua program studi, yaitu D-III Teknik Sipil dan D-III Teknik Penyehatan Lingkungan.
Pada 2003, institusi tersebut berkembang menjadi empat program studi. Keempatnya adalah Teknik Sipil dan Teknik Lingkungan untuk jenjang S-1 dan D-III. Nama Sapta Taruna merujuk pada 7 pahlawan Departemen Pekerjaan Umum (nama ketika itu) di masa awal kemerdekaan.
Pada 3 Desember 1945, mereka gugur dalam mempertahankan markas Departemen PU. Markas yang dikenal sebagai Gedung Sate tersebut kemudian menjadi Kantor Gubernur Jawa Barat. (C01)
Baca juga: