JAKARTA, LINTAS – PT KAI Commuter merencanakan integrasi operasional Stasiun Karet dan Stasiun BNI City untuk meningkatkan layanan perjalanan KRL serta Commuter Line Basoetta menuju Bandara Soekarno-Hatta, dan solusi atas kondisi Stasiun Karet yang sudah tidak mampu menampung lonjakan calon penumpang.
Dengan integrasi ini, waktu perjalanan kereta bandara yang sebelumnya 56 menit akan dipangkas menjadi hanya 40 menit, dimulai dari Stasiun Manggarai.
Namun, alasan utama penggabungan ini adalah kapasitas Stasiun Karet yang dinilai tidak memadai untuk melayani jumlah penumpang saat ini.
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, menjelaskan bahwa optimalisasi Stasiun BNI City tidak hanya bertujuan untuk memberikan waktu tempuh yang lebih singkat, tetapi juga meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penumpang.
“Stasiun Karet saat ini melayani hampir 2.000 penumpang per jam dengan waktu tunggu pemberangkatan sekitar 10 menit. Namun, kapasitas ruang tunggu hanya 150 orang, jauh dari kebutuhan ideal sebanyak 330 orang,” ujar Joni saat dihubungi Lintas, Jumat (3/1/2025).
Ia menambahkan bahwa lokasi Stasiun Karet yang berada dekat perlintasan sebidang turut memperburuk situasi.
“Akses menuju stasiun sering memicu kemacetan, sehingga penggabungan operasional dengan Stasiun BNI City menjadi langkah logis untuk mengatasi masalah ini,” lanjutnya.
Solusi Terintegrasi
Stasiun BNI City yang berlokasi di Dukuh Atas telah terhubung dengan berbagai moda transportasi seperti Transjakarta, MRT, LRT, dan JakLingko, menjadikannya pusat konektivitas transportasi Jakarta.
Dengan kapasitas maksimal 2.000 pengguna per jam, stasiun ini mampu melayani kebutuhan penumpang yang lebih besar.
“Jika digabung dengan Stasiun BNI City, penumpang dapat menikmati fasilitas yang lebih optimal dan aman. Keselamatan pengguna menjadi prioritas utama kami,” tutur Joni.
Saat ini, Stasiun BNI City melayani rata-rata 2.408 penumpang per hari atau sekitar 100 orang per jam.
Sementara untuk mempercepat waktu tempuh perjalanan, KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) terus berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
“Jarak antara Stasiun Karet dan Stasiun BNI City hanya 350 meter, menjadikannya ideal untuk penggabungan operasional,” jelas Joni.
KAI Commuter juga berencana menambah fasilitas layanan di Stasiun BNI City secara bertahap. Harapannya, Commuter Line Basoetta dapat mendukung ekosistem konektivitas ke Bandara Soekarno-Hatta, yang setiap tahunnya melayani sekitar 56 juta penumpang.
Pada tahun 2024, sebanyak 1,5 juta orang telah menggunakan kereta bandara, dan targetnya adalah melayani 20 persen atau 10 juta dari total penumpang pesawat.
Stasiun BNI City (dulunya dikenal sebagai Stasiun Sudirman Baru) dibangun pada tahun 2015 dan resmi dibuka untuk umum pada 17 Desember 2017.
Stasiun ini merupakan bagian dari proyek pembangunan kereta bandara Soekarno-Hatta yang bertujuan untuk menyediakan transportasi cepat dan nyaman antara pusat kota Jakarta dan bandara.
Dengan desain modern dan fasilitas yang mendukung konektivitas antar moda transportasi, stasiun ini menjadi solusi ideal untuk penumpang kereta bandara.
Dalam sejarah perkereta apian di dunia, penghentian operasional stasiun pernah dilakukan di Stasiun Crown Street di Liverpool, Inggris. Stasiun ini dibongkar dan dihentikan operasionalnya karena alasan efisiensi.
Seperti dikutip dari webssite Manchester Railway Stations, Stasiun Crown Street dibuka pada tahun 1830, stasiun ini melayani kereta api dari Liverpool ke Manchester yang ditarik lokomotif.
Namun, karena lokasinya yang terlalu dekat dengan stasiun lain, stasiun ini akhirnya dibongkar pada tahun 1836 dan digantikan oleh Stasiun Lime Street. (HRZ/CHI)
Baca Juga: Tarif KRL Disesuaikan Menurut NIK Berlaku Awal 2025, Menhub: Terbaik untuk Rakyat
