Jakarta – Proses revitalisasi Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur sudah mencapai 92 persen.
Kepala Balai Besar Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur M.Reva Sastrodiningrat mengungkapkan revitalisasi akan selesai lebih cepat dari target.
“Target tuntas 100 persen akhir Desember 2022, lebih cepat dari rencana kontrak selesai pada Januari 2023,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Jumat (29/7/2022).
Sisa pekerjaan yang masih harus dilakukan, lanjut Reva meliputi pembangunan 5 toilet umum, jalur pedestrian sekitar kawasan yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat olahraga dan pekerjaan lansekap.
Di sisi lain, proses penghijauan kawasan Benteng Pendem tetap berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.
Reva berharap nantinya Benteng Pendem bisa dimanfaatkan sebagai tempat wisata edukasi sejarah.
“Yang dilengkapi dengan papan informasi penjelasan pada setiap sudut ruangannya,” ungkap dia.
Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, ingin Benteng Pendem menjadi ikon cagar budaya di wilayahnya.
“Dalam rangka mengedukasi sejarah kepada masyarakat terutama terkait perlawanan pejuang Indonesia dalam mengalahkan penjajah,” katanya.
Dalam keterangan yang sama, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Andi Muhammad Said meminta semua pihak memperhatikan jenis tanaman yang akan dipakai untuk penghijauan. Sebab, beberapa jenis tanaman memiliki akar yang bisa merusak bangunan.
“Juga diutamakan harus jenis tanaman endemik atau tanaman asli yang sudah ada di sini,” sebutnya.
Terakhir, Andi memastikan bahwa proses revitalisasi sudah sesuai dengan aturan pemeliharaan cagar budaya.
“Mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, termasuk pengaturan drainase yang secara teknis juga peninggalan Belanda,” tanda dia.
Adapun proses rehabilitasi Benteng Pendem sudah berlangsung sejak 10 Desember 2020.
Pekerjaannya dilakukan oleh PT Nindya Karya (Persero) Tbk dengan nilai kontrak Rp 113,7 miliar yang dialokasikan untuk proses rehabilitasi 13 bangunan di dalam kompleks benteng dan penataan kawasan inti Benteng Pendem.
Sebagai informasi, Benteng Van den Bosch berdiri pada tahun 1839. Pembangunannya memakan waktu hingga 6 tahun dan baru selesai tahun 1845.
Saat itu Jenderal Van Den Bosch memilih Kabupaten Ngawi karena aliran sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun.
Benteng tersebut sempat mengalami kerusakan karena serangan bom pasukan Jepang pada tahun 1942. (*)
Baca juga: Empat Gerbang Penanda Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Bromo-Tengger-Semeru Siap Dibangun